Ternyata Alkitab penuh kontradiksi
Oleh: Masyhud, SM
1. Injil Kristen bukan firman tuhan
Umat
Islam meyakini bahwa Allah pernah menurunkan kitab suci kepada Nabi Isa as.
(Yesus) yang bernama Injil. Tetapi Injil yang dipercayai oleh umat Kristen itu:
Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes bukanlah
firman Allah yang
disampaikan pada Nabi Isa, melainkan catatan kehidupan Yesus yang ditulis oleh
orang-orang yang belum pernah bertemu Yesus. Dan kitab itu pun sangat
dipertanyakan kebenarannya, karena menurut hasil penelitian 72 pakar Alkitab
kaliber internasional yang tergabung dalam “The
Jesus Seminar”
menyatakan:
“Eighty-two percent
of the words ascribed to Yesus in the
Gospels were not actually spoken by him.”1
(82
persen kalimat yang katanya diucapkan Yesus di dalam kitab-kitab Injil
sebenarnya tidak pernah diucapkan oleh Yesus.)
Nabi
Muhammad saw. Menyuruh umat Islam agar bersikap kritis terhadap apa yang
disampaikan oleh ahlu kitab:
“Apabila ada ahli kitab yang berkata
kepadamu, maka janganlah kamu benarkan dan jangan pula
kamu dustakan. Katakanlah: “kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami
(Al-Qur’an) dan apa yang diturunkan kepada orang-orang sebelum kami dari Tuhan
(Rabb) kami.” Apabila yang disampaikan itu haq (benar), janganlah kamu
dustakan. Jika bathil janganlah kamu benarkan.” (HR. Abu Dawud)
Standar untuk menguji
kebenaran kitab suci ahli kitab (Yahudi – Nashrani) adalah Al-Qur’an. Jika
ayat-ayat kitab suci Kristen sesuai dengan Al-Qur’an berarti ia benar (tetapi kita tidak bisa memandangnya sebagai firman Allah). Sebaliknya bila bertentangan berarti
bathil, dan kita wajib menolak kebathilan itu.
Dalam tradisi Islam,
meskipun dalam pandangan kita matan (kandungan) sebuah hadis itu benar, tetapi
karena salah satu perawinya walaupun ia sangat jujur namun memiliki kelemahan
seperti hafalannya kurang kuat lagi, maka hadis yang diriwayatkannya bisa
dinilai dha’if (lemah) dan tidak bisa dipakai untuk berhujjah dalam masalah
akidah. Apalagi jika perawinya itu pendusta, maka hadis yang diriwayatkannya
bisa disebut hadis maudlu’ (palsu), dan ia sangat tidak bisa dipakai dalil.
Kitab Injil Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes yang mencatat kehidupan nabi Isa alaihis salam
(Yesus) samasekali tidak memiliki sanad mulai dari penulisnya yang sampai
sekarang masih misterius (majhul) sampai pada siapa murid (sahabat) Yesus yang
menyampaikannya.
Delapan puluh dua
persen ayat-ayat Injil yang disuapkan pada mulut Yesus, padahal Yesus tidak
pernah mengucapkannya, jelas merupakan ayat-ayat palsu (maudlu’). Sedangkan
sisanya (18%) meskipun pakar-pakar Alkitab (Bibel) menganggapnya mungkin
diucapkan oleh Yesus, tetapi karena tidak memiliki sanad (daftar silsilah
periwayatan) — maka dalam tradisi Islam dengan membandingkan cara menilai
kualitas sebuah hadis — ayat-ayat tersebut tetap dianggap palsu, atau nilai
tertinggi adalah ayat dha’if (lemah).
Sebagian ulama hadis
berpendapat, hadis yang lemah karena perawinya tua sehingga hafalannya kurang
kuat lagi, derajatnya bisa naik menjadi hadis hasan (baik) jika terdapat perawi lain yang
kondisinya sama juga meriwayat hadis tersebut. Sehingga hadis itu kita sebut hadits hasan li ghairihi (hadis bernilai baik karena ditopang hadis lainnya).
Jika kita berbaik (lemah).
Kemudian ternyata dalam Al-Qur’an juga terdapat ayat yang maknanya hati kepada
18% ayat-ayat kitab Injil tersebut dengan mendongkrak nilainya menjadi ayat
dha’if sama, maka kita bisa mengangkatnya lagi menjadi ayat hasan li ghairihi
(ayat bernilai baik karena ditopang oleh Al-Qur’an).
Diantara ayat yang bisa
kita nilai hasan adalah yang berbunyi:
“Maka berkatalah Yesus
kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:10)
Yang perlu diingat, ayat
pada kitab Injil bukanlah firman Allah, melainkan sabda Yesus. Jadi
derajatnya sejajar dengan hadis nabi Muhammad saw.
Jika umat Kristen meyakini
bahwa Yesus adalah Tuhan Allah, sehingga sabda Yesus itu adalah Firman Allah.
Kita perlu menunjukkan bahwa sudah terbukti dari catatan harian yang ditemukan
di gua Qumran tempat persembunyian Yesus, ternyata sebelum terjadi peristiwa
penyaliban, Yesus menikah dengan Maria Magdalena. Masuk akalkah Tuhan menikahi
manusia?
2. Penambahan dan Pengurangan ayat-ayat
Umat Kristiani
merasa bangga dan yakin bahwa kitab sucinya (Bibel) terutama Perjanjian Baru
berasal dari Tuhan. Para penulisnya selalu mendapat bimbingan dari Roh Kudus,
sehingga apa yang ditulisnya itu pasti benar. Ayat-ayatnya tidak akan mengalami
penambahan, penyisipan ataupun pengurangan yang dilakukan oleh tangan-tangan
manusia. Sebab ada ayat Bibel yang menjamin kesuciannya sebagaimana yang dapat
kita baca berikut ini:
“Aku kepada
setiap yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: “Jika seorang
menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Tuhan akan menambahkan
kepadanya melapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jika
seseorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini,
maka Tuhan akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus,
seperti yang tertulis di dalam kitab ini.” (Wahyu 22:18-19)
Ada dua poin
yang ditekankan pada ayat ini:
a. Orang yang menambah perkataan pada ayat-ayat
Tuhan, pasti akan mendapat malapetaka.
b. Orang yang mengurangi perkataan pada ayat-ayat
Tuhan, niscaya akan diambil dari pohon kehidupan dan dari kota kudus.
Kitab suci
yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarnnya ini, ternyata masih memberi
peringatan. Tetapi ancaman yang termaktub dalam kitab Wahyu 22:18-19 itu
diabaikan dan tidak memiliki kekuatan lagi. Sehingga para penulis dan
penerjemah maupun penerbit Alkitab tidak mau menghiraukan peringatannya.
Mereka dengan leluasa menambah atau mengurangi kata-kata atau kalimat pada
kitab suci mereka sendiri. Di antaranya:
Pengurangan atau penambahan 12 ayat pada Injil Markus
Pada Alkitab
(Bibel) edisi Indonesia, Injil Markus berakhir pada pasal 16 ayat 20.
Begitu pula tafsir Alkitab Liberty Bible Commentary karya tokoh Kristen
radikal Amerika Serikat, Jerry Falwell, atau Alkitab versi lainnya, Injil
tersebut berakhir pada ayat yang sama.
Sedangkan The
Holy Bible New International Version, di bawah pasal 16 ayat 8 terdapat
garis tegas yang memisahkannya dari ayat berikutnya (16:9-20). Di bawah garis
tersebut terdapat peringatan yang berbunyi:
“The two most
reliable early manuscripts do not have Mark 16:9-20.”2
(Dua manuskrip
yang paling tua (codex Sinaiticus dan codex Vaticanus) tidak memiliki Markus
16:9-20).
Revised
Standard Version tahun 1955 membuang 12 ayat (16:9-20) dan meletakkannya
menjadi foot note (catatan kaki) bagi ayat 8.
Jay E. Adams
dalam The Christian Counselor’s New Testament, membuang habis 12 ayat
tersebut. Setelah ayat 8, dia hanya memberi nomor 9-20 dengan tanda foot note 1
yang berbunyi:
“These verses
are ommited by the better MSS. An alternative shorter ending is found in some.”3
(Ayat-ayat ini
(16:9-20) tidak ada pada manuskrip-manuskrip terbaik. Penutup lebih pendek
seperti ini (hanya berakhir pada 16:8) bisa ditemukan pada beberapa versi
lainnya).
Terjemah dan
tafsir Perjanjian Baru The Five Gospels, The search for the Authentic Words
of Jesus yang ditulis oleh Robert W. Funk, Roy W. Hoover dan The Jesus
Seminar sama sekali tidak memuat Markus 16:9-20 dan tidak memberi komentar
apa-apa.
Penambahan pada Injil Matius
Sebenarnya, Injil Matius
pasal 28 berakhir pada ayat 15, sedangkan lima ayat berikutnya, Matius 28:16-20, adalah ayat-ayat yang baru
ditambahkan oleh Gereja kemudian. Mereka yang dikaruniai akal sehat yang
membaca pasal 28 ini dengan cermat akan segera mendeteksi bahwa Injil Matius
28:15 merupakan penutup Injil Matius.
“Mereka menerima uang itu
dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan cerita ini tersiar diantara
orang Yahudi sampai saat ini” (Matius 28:15)
Kata-kata yang dicetak
tebal di atas, "cerita ini tersiar sampai saat ini"
menunjukkan bahwa peristiwanya sudah lama berlalu. Ini memperlihatkan
bahwa Injil ini sudah lama selesai ditulis. Cerita ini sudah menjadi cerita
rakyat yang terus dipupuk selama puluhan tahun, baru kemudian ayat 16-20
ditambahkan.
Namun karena Gereja ingin
menambahkan doktrin keimanan mereka
dalam Injil, sehingga tanpa malu-malu mereka menambahkan ayat-ayat palsu
tersebut, walaupun akhirnya janggal di kuping yang mendengarnya.
Mengenai ayat-ayat palsu
yang baru ditambahkan oleh Gereja ini, Hugh J. Schonfield, nominator
pemenang Hadiah Nobel tahun 1959, dalam bukunya The Original New Testament,
mengatakan sebagai berikut:
“This (Matthew 28:15) would appear to be the end of the Gospel (of
Matthew). What follows (Matthew 28:16-20) from the nature of what is said,
would then be a latter addition” 4
(Ayat ini (Matius 28:15)
nampak sebagai penutup Injil (Matius). Dengan demikian, ayat-ayat
selanjutnya (Matius 28:16-20), dari kandungan isinya, nampak sebagai
(ayat-ayat) yang baru ditambahkan kemudian).
Robert Funk, Professor
Ilmu Perjanjian Baru, Universitas Harvard, dalam bukunya The Five Gospels,
mengomentari ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut:
“The great commission in
Matthew 28:18-20 have been created by the individual evangelist... reflect the
evangelist idea of launching a world mission of the church. Jesus probably had
no idea of launching a world mission and certainly was not the institution
builder. (It is) not reflect direct instruction from Jesus”5
(Perintah utama dalam
Matius 28:18-20... diciptakan oleh para penginjil...
memperlihatkan ide untuk menyebarkan ajaran Kristen ke seluruh dunia. Yesus
sangat mungkin tidak memiliki ide untuk mengajarkan ajarannya ke seluruh dunia
dan (Yesus) sudah pasti bukan pendiri lembaga ini (agama Kristen). (Ayat ini) tidak menggambarkan perintah yang diucapkan
Yesus).
Penipuan lukas
Sampai kini Kristen
tidak bisa membuktikan kebenaran ayat Injil Lukas 24:44-46 yang
berbunyi:
44. Ia
(Yesus) berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan
kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi
semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab
nabi-nabi dan kitab Mazmur.”
45. Lalu
Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.
46. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis
demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada
hari yang ketiga.”
Kalimat: “Mesias
harus menderita ......... ketiga” pada ayat 46 ini menurut ayat 44 telah
tertulis dalam kitab Taurat, kitab Nabi-nabi dan Mazmur. Menurut ayat 45, bagi
yang tidak tahu berarti belum mengerti Alkitab. Ternyata semua
pakar Alkitab tidak mengetahui dimana letak ayat tersebut pada Taurat Musa,
kitab Nabi-nabi dan Mazmur. Pihak
Kristen berapologi bahwa konsep Mesias yang menderita memang ditemukan dalam
Perjanjian Lama, tetapi bukan dalam bentuk teks seperti yang tertulis dalam
Lukas 24:46, melainkan dalam bentuk konsep penderitaan Yesus, sebagai-mana
dapat ditemukan dalam Yesaya 53:1-12.
Tampaknya mereka
kurang cerdik untuk membelanya, sebab mereka tidak membandingkan dengan
Bunyi ayat Matius 12:16-20 dengan
Yesaya 42:1-4; Matius 13:14-15 dengan Yesaya 6:9-10; Matius 13:35 dengan
Mazmur 78:2. Kemudian bandingkan pula dengan:
Lukas 3:4-6
berbunyi:
4. Seperti
ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang
berseru-seru di padang gurun: Persiap-kanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah
jalan bagi-Nya.
5. Setiap
lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang
berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan,
6. dan
semua orang akan melihat kesela-matan yang dari Tuhan.”
Bunyi ayat-ayat Lukas diatas dapat kita
temukan dalam Yesaya 40:3-5 berikut ini:
3. Ada
suara yang berseru-seru: “Persiap-kanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan,
luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!
4. Setiap
lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang
berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk
menjadi dataran;
5. maka
kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya
bersama-sama; sungguh, Tuhan sendiri telah mengatakannya.”
lalu
bagaimana dengan Lukas 24:44-46 yang katanya dalam kitab Taurat, kitab
nabi-nabi dan Mazmur telah tertulis demikian:
“Mesias harus
menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.”
Begitu pula yang
dikatakan oleh Matius 12:39 bahwa Yesus mati dan dikubur di perut bumi selama
tiga hari tiga malam, seperti halnya nabi Yunus di perut ikan selama tiga
tiga malam, juga tidak terbukti.
Tetapi Matius
27:57-58 dan 28:1-7 menceritakan bahwa Yesus di dalam kubur hanya selama 2 hari
2 malam:
“Menjelang malam
(Sabat-Sabtu) datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf
dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta
mayat Yesus.” (Mat. 27:57-58)
Setelah hari Sabat
lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu,
pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. ....... Ia
telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana
kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.” (Matius
28:1-7)
Penambahan ayat pada Injil Yohanes
Doktrin
Kristen bahwa Yesus adalah Firman, dan Firman itu adalah Tuhan, berarti Yesus
adalah Tuhan, berdasarkan pada ayat Injil Yohanes yang berbunyi:
“ Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah
Allah.” (Yohanes 1:1)
Ayat ini berasal dari Hymne
Platonis yang diperkenalkan oleh cendekiawan Yahudi bernama Philo kepada
bangsanya, yang bunyi kalimatnya:
“Pada mulanya adalah Logos (Firman). Logos (Firman) itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu berasal
dari Allah.”
Penyalin Kitab
Yohanes kemudian mengadopsi hymne ini dan menempatkannya sebagai pembukaan
Injil Yohanes, lalu merubah kalimat: “Logos itu berasal dari Tuhan” menjadi
“Firman itu adalah Tuhan.”
Pencaplokan ajaran
Platonis olehpenyalin Injil Yohanes ini, dijelaskan oleh bapa gereja Santo
Agustinus:
“...Book of the
Platonis that had been translated ou of Greek into Latin. In then I read,
not indeed in these words but much the same thought, enforced by many varied
arguments that: In the beginning was the word, and the word was with God and
the word was God. All things were made by him, and without gim nothing was
made.” 6
(... Buku filsafat
Platonis yang telah diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin. Di
dalamnya sara baca, walaupun tidak sarna persis tetapi jalan pikirannya sarna,
didukung dengan berbagai argumen bahwa: Pada mulanya adalah firman, dan firman
itu bersama Tuhan, dan firman itu adalah (dari) dari Tuhan. Segala sesuatu
dijadikan oleh dia (firman) dan tanpa dia (firman) tidak ada yang dijadikan).
Catatan kaki Alkitab The
New Testament of the New American Bible, memperkuat pendapat bahwa Yohanes
1:1-18 bukanlah bagian Injil Yohanes, melainkan karya lepas yang kemudian
dimasukkan menjadi pembuka kitab Yohanes tersebut:
“John 1:1-18; “The
prologue is a hymn, formally poetic in style - perhap originally an
independent composition and only later adapted and edited to serve as an
overture to the Gospel.”7
(Yohanes 1:1-18;
pembukaan ini merupakan hymne berbentuk syair - mungkin berasal dari karya
bebas, yang kemudian baru dikutip dan diedit untuk berperan sebagai pembuka
Injil).
Oleh karena
itu kita bisa membandingkan pendahuluan empat Injil Kristen: Matius, Markus,
Lukas, dan Yohanes sebagai berikut:
Matius 1:1
“Inilah
silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.”
Markus
1:1
“Inilah permulaan
Injil tentang Yesus Kristus, Anak
Allah.”
Lukas
1:1
“Teofilus yang mulia,
Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa
yang telah terjadi di antara kita...”
Yohanes
1:19
.... bukan Yohanes 1:1
“ Dan inilah
kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan
orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: “Siapakah engkau?”
2. Penyisipan Doktrin Trinitas
Satu-satunya
ayat yang memberi isyarat (bukan menegaskan) bahwa Tuhan Bapak (Allah), Tuhan
Anak (Yesus) dan Roh Kudus bersatu adalah Surat Kiriman Yohanes Pertama pasal 5
ayat 6-8. Tetapi ayat ini menjadi bahan pembicaraan serius, karena hanya
sisipan, bukan tulisan asli dari Yohanes. Ayat tersebut berbunyi:
6. Inilah dia yang datang dengan air dan darah,
Yesus Kristus. Ia tidak datang dengan air saja, melainkan dengan air dan darah.
Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.
7. Sebab ada
tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan
ketiganya adalah satu.
8. Dan Ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air
dan darah dan ketiganya adalah satu.8
Pada edisi
Indonesia, sebelum mendapat kritikan, kalimat mulai dari kata “di sorga”
pada ayat 7 sampai kata “di bumi” pada ayat 8, tidak diberi tanda
kurung. Setelah dikritik tajam, kalimat tersebut diberi kurung sebagai tanda
bahwa ayat itu merupakan tambahan belaka.
Edisi
Indonesia ini bisa dibandingkan dengan The Holy Bible New International Version
yang berbunyi:
6. This is the one who came by water and blood -
Jesus Christ. He did not come by water only, but by water and blood. And it is
the spirit who testifies, because the spirit is the truth.
7. For there are three that testify.
8. The spirit, the water and blood. And three
are in agreements.9
Kasus
pemalsuan ayat ini mendapat tanggapan dari para tokoh gereja sendiri seperti
Dr.G.C. Van Niftrik dan D.S. B.J. Boland dengan mengatakan:
“Di dalam
Alkitab tidak diketemukan suatu istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata “Tritunggal”
atau pun ayat-ayat tertentu yang mengandung dogma tersebut, mungkin
terdapat dalam I Yahya (Yohanes) 5:6-8. Tetapi sebagian besar dari ayat itu
agaknya belum tertera dalam naskah aslinya. Bagian itu setidak-tidaknya harus
diberi kurung.”10
Begitu pula
Jerry Falwell, tokoh Kristen radikal terkemuka di Amerika Serikat mengatakan:
“The rest of
verse 7 and the first nine words of verse 8 are not original, and are not to be
considered as a part of the words of God.”11
“Kalimat
terakhir pada ayat 7 dan sembilan kata pertama pada ayat 8 tidak asli, dan
tidak bisa dianggap sebagai firman Tuhan.”
3. Pembredelan Beberapa Versi Injil
Konsili Nikea
tahun 325 Masehi yang mengesahkan doktrin Trinitas dan empat Injil (Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes), mengakibatkan ratusan versi Injil dinyatakan
Apokrip (dilarang dibaca) dan harus dimusnahkan. Ensiklopedi Britannica
mencatat nama-nama Injil yang dinyatakan apokrip berjumlah 47 kitab.12
4. Perselisihan ayat-ayat Perjanjian Baru
1. Kelahiran Yesus
a. “Sesudah
Yesus dilahirkan di Bethlehem di tanah Yudea pada zaman Herodes, datanglah
orang-orang Majus dari timur ke Yerusalem.” (Matius 2:1)
b. Injil Lukas
2:1-20 menyebutkan bahwa Yesus lahir ketika Kaisar Agustus mengadakan sensus
penduduk.
Menurut
perhitungan sejarah, sensus itu dilaksanakan pada tahun 7 Masehi. Berarti Yesus
lahir pada tahun itu juga. Tetapi menurut Matius, Yesus lahir di zaman Herodes
yang wafat sekitar tahun 4 SM. Kemudian diganti anaknya yang bernama Herodes
Archelaus yang dipecat oleh pemerintah Romawi tahun 6 Masehi. Sampai sekarang
para ahli Alkitab sendiri belum bisa menentukan secara tepat tahun kelahiran
Yesus, apakah tahun 4 SM sebagaimana isyarat dari Matius ataukah tahun 7 M
seperti yang diceritakan Lukas?
2. Silsilah Yusuf dan Yesus
a. Lukas 3:23 mengatakan, Yusuf suami Maria (ibu
Yesus) adalah anak Eli.
b. Matius 1:16 mencatat bahwa Yusuf adalah anak
Yakub.
Dari kalangan
Kristen ada yang berpendapat, Eli adalah nama lain dari Yakub. Tetapi sampai
sekarang tidak ada fakta yang membenarkan pendapat ini.
a. Matius 1:6 menyatakan Yesus dan Yusuf adalah
keturunan Nabi Sulaiman.
b. Lukas 3:31 berpendapat, keduanya adalah
keturunan saudara Sulaiman yang bernama Natan.
3. Waktu mendapat murid
a. Matius 4:12-22, Markus 1:12-20 dan Lukas
4:14-15, 5:1-22 menceritakan, setelah dibaptis Yohanes, Yesus meninggal-kannya
dan berpuasa 40 hari. Kemudian dia mendengar bahwa Yohanes ditangkap penguasa.
Lalu Yesus pergi ke Galilea, saat itulah Yesus mendapatkan murid bernama Simon
Peter, Andreas, Yohanes dan James.
b. Yohanes 1:35-41 menceritakan, sebelum pergi
ke Galilea, Yesus sudah mendapat murid bernama Andreas dan Simon. Keesokan
harinya dia pergi ke Galilea.
4. Yudas memberi tanda ataukah Yesus menunjuk diri
a. Orang
(Yudas) yang menyerahkan dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang
yang akan kucium, itulah dia, tangkaplah dia. Dan segera dia maju
mendapatkan Yesus dan berkata: “Salam rabbi,” lalu mencium dia. Tetapi Yesus
berkata kepadanya: ”Hai teman untuk itukah engkau datang?” Maka majulah mereka
memegang Yesus dan menangkapnya.” (Matius 26:48-50)
b. “Yesus yang
tahu semua yang akan menimpa dirinya, maju ke depan dan berkata kepada mereka:
“Siapakah yang kamu cari?” Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” Katanya kepada
mereka; “Akulah dia.” Yudas yang mengkhianati dia juga berdiri di situ bersama-sama
mereka. Ketika dia berkata: “Akulah dia,” mundurlah mereka dan jatuh ke
tanah.” (Yohanes 18:4-5)
5. Kematian Yudas Iskariot
a. Dalam Matius 27:5-8 Yudas diceritakan sebagai
berikut:
“Maka ia pun
melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan
menggantung diri. Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: “Tidak
diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang
darah.” Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut
Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. Itulah sebabnya tanah itu sampai
pada hari ini disebut Tanah Darah.”
Dari ayat ini
dapat diambil kronologinya:
1. Yudas menyesal dan membuang uang perak hadiah
pengkhianatannya terhadap Yesus ke dalam Bait Suci.
2. Lalu ia bunuh diri dengan cara menggantung
diri.
3. Uang yang dibuang tersebut diambil oleh
imam-imam Yahudi, dan dibelikan tanah yang disebut Tanah Darah.
b. Menurut Lukas yang tertulis dalam Kisah Para
Rasul 1:18:
“Yudas ini
telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh
tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah
keluar. Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu
mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri: Hakal Dama”, artinya Tanah Darah.”
Kronologi
menurut Kisah Para Rasul ini sebagai berikut:
1. Uang hasil pengkhianatan itu dibelikan tanah
oleh Yudas.
2. Setelah membeli tanah itu Yudas mati jatuh
tertelungkup.
Ada beberapa
pertentangan dalam dua versi kronologi ini:
1. Menurut Matius, uang itu dibuang oleh
Yudas di Bait Suci.
Menurut Kisah
Rasul, uang itu dibelikan tanah oleh Yudas.
2. Menurut Matius, setelah mati
menggantung diri, uang itu dibelikan tanah oleh imam-imam.
Menurut Kisah
Rasul, sebelum mati, uang itu dibelikan tanah oleh Yudas sendiri.
3. Menurut Matius, yang membeli tanah adalah imam-imam
Yahudi.
Menurut Kisah
Rasul, yang membeli tanah adalah Yudas Iskariot sendiri.
9. Paulus
Kebingungan
Cerita
pertobatan Paulus (Saulus) saat bertemu dengan Yesus diceritakan sendiri oleh
Paulus dalam tiga versi yang saling bertentangan:
1. Teman-teman Paulus mendengar suara Yesus,
tetapi tidak melihat cahaya maupun wajah Yesus (Kisah 9:7).
2. Teman-teman Paulus melihat cahaya Yesus,
tetapi tidak mendengar suaranya (Kisah 22:9).
3. Hanya
Paulus sendiri yang rebah ketika melihat cahaya Yesus (Kisah 9:7; 22:9)
4. Paulus dan semua tentaranya rebah ketika
melihat cahaya Yesus (Kisah 26:14)
Ada tiga
pertentangan pada cerita ini:
a. Menurut Kisah 9:7, teman-teman Paulus
mendengar suara Yesus.
Menurut Kisah
22:9, teman-teman Paulus tidak mendengar suara Yesus.
b. Menurut Kisah 9:7, teman-teman Paulus tidak
melihat cahaya atau wajah Yesus.
Menurut Kisah
22:9, teman-teman Paulus melihat cahaya Yesus.
c. Menurut Kisah 9:7; 22:9 hanya Paulus yang
rebah ketika melihat cahaya Yesus.
Menurut Kisah
26:14 Paulus dan semua tentaranya rebah ketika mereka melihat cahaya Yesus.
----------------------------
1. Robert W. Funk,
Roy W. Hoover, and The Jesus Seminar, The Five Gospels,
What did Jesus Really Say? Harper SanFrancisco, 1997, hal.5.
2. New York
International Bible Society, The Holy Bible New
International Version, Zondervan Bible
Publishers, Grand Rapids, Michigan USA 1981, hal. 780.
3. Jay E. Adams, The Christian Counselor’s New Testament, Baker Book House, Grand Rapids, Michigan USA 1980, hal. 148.
4. Schonfield, Hugh J., The
Original New Testament, Element Books,
Ringwood, 1998. hal. 124.
5. Robert W. Funk,
Roy W. Hoover and The Jesus Seminar, The Five Gospels, The search for the
Authentic Words of Jesus , Macmillan Publishing Company New York, 1993,
hal. 127.
6. John K. Ryan, The Confession
of St. Augustine, Doubleday, New York, 1960.
7. The New Testament of the New American Bible, St.
Paul Publication, Makati, 1970 hal. 203
8. Teks ayat seperti ini bisa dijumpai pada Alkitab terbitan
Lembaga Alkitab Indonesia.
9. New York International
Bible Society, The Holy Bible New International Version, Zondervan Bible
Publishers, Grand Rapids, Michigan USA, 1981, hal. 926.
10. Dr.G.C.
Van Niftrik dan D.S. B.J. Boland, Dogmatika Masa Kini, BPK Jakarta,
1967, hal. 418.
11. Jerry Falwell, Liberty Bible Commentary,
Thomas Nelson Publisher, Nasvhille Camden New York 1983, hal. 2638.
12. Encyclopaedia Britannica, vol. II, hal
106-108.
1 komentar:
Kasihan..menjual kebodohan...dengan asumsi tanpa dasar.Anda menuduh Injil bukanlah.Firman Allah....sementara Injil ditulis oleh saksi mata dan mereka yg merupakan murid dari Sang Firman Allah dan Roh Allah yg nudzul dalam rupa manusia yakni Isa atauYesus..!! Lantas siapa yg menulis Alquran dan bagaimana Alquran jadi seperti sekarang??? Sementara nabi muhamad adalah nabi umi...yg tak paham membaca dan menulis...!!! Jadi siapa yg menulis Al Quran???? Ada mitos yg mengatakan AlQuran turun lembar demu lembar dari langit..!!! Maka dimana Al Quran yg asli itu disimpan????
Posting Komentar