Ismail atau Ishak yang dikurbankan, padahal saat itu Ishak belum lahir!
Perbedaan umur Ismail
dan Ishak adalah penentu pertama siapa yang dikorbankan. Karena dari perbedaan
umur kedua anak Ibrahim ini kita sudah tau siapa yang lebih dahulu lahir dan
siapa yang dikorbankan.
Alasan pertama:
Diakui atau tidak diakui oleh umat Kristen, Ismail nyatanya
dilahirkan lebih dulu daripada Ishak. Ternyata Ishak lahir setelah Ismail sudah
berumur 14 tahun. Karena saat Ismail lahir umur Ibrahim sudah 86 tahun. Lihat Kejadian
16: 15-16 dibawah ini;
“Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram, dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael. Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.”
“Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram, dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael. Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.”
2. Ketika Ishak lahir
Ibrahim sudah berusia 100 tahun, seperti tercantum dalam Kejadian 21: 5.
“Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika
Ishak, anaknya, lahir baginya.”
Alasan Kedua: Tentang
nama Ismail dan Ishak
3. Ismail artinya:
"Tuhan telah Mendengar" adalah nama yang diberikan Tuhan sendiri
kepada bayi yang akan dilahirkan Siti Hajar. Lihat Kejadian 16: 10-11;
“Kata malaikat Tuhan itu kepadanya (Hagar): "Aku akan
membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena
banyaknya." Selanjutnya kata malaikat Tuhan kepadanya (Hagar):
"Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan
menamainya Ismael, sebab TUHAN TELAH MENDENGAR tentang penindasan atasmu
itu."
Apa maksud
"penindasan atasmu" di atas? Yaitu penindasan terhadap Hagar oleh
Sarai/Sara, yang dalam Islam disebut sebagai Siti Sarah.
(Note: Penyebutan
nama Siti terhadap Siti Sarah, Siti Hajar, juga Siti Hawa (Eve) istri Adam, Siti
Maryam (Maria) ibunda Yesus, dan nama-nama perempuan mulia lainnya dalam Islam
seperti Siti Khadijah, Siti Aisyah, dll, berasal dari kata SAYYIDATI,
"Putri", "Perempuan yang Dimuliakan" yang dalam tradisi
kolokial/sehari-hari menjadi SITI. Jadi kata "Siti" lebih merupakan
predikat, bentuk penghormatan, bukan nama asli seperti belakangan menjadi
tradisi orang Jawa, umpamanya, yang menamakan anak perempuan mereka dengan Siti
Aisyah, di mana kata Siti sudah melebur menjadi bagian dari nama panjang).
4. Nama Ishak
("Tertawa") pun diberikan Tuhan seperti diungkapkan dalam Kejadian
21: 3
“Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, yang
dilahirkan Sara baginya.”
Kenapa
"Tertawa" menjadi faktor penting dalam menamakan Ishak? Penjelasannya
pada ayat-ayat selanjutnya, kami Kejadian 21: 6
Berkatalah Sara,
"Allah telah membuatku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan
tertawa karena."
Menurut Sara,
melahirkan dalam usia tua adalah kemustahilan, sehingga ketika malaikat
menyampaikan bahwa dia akan mengandung dan melahirkan seorang bayi di usia
tuanya, maka tertawalah Sarah mendengar kabar gembira itu.
Alasan Ketiga: Apakah
Ismail bukan anak (sah) Ibrahim? Hanya Ishak yang sah?
5. Salah satu argumen
(sebagian) kalangan Kristen sejak berabad-abad silam yang tak mengakui Ismail
sebagai anak Ibrahim, adalah karena Ismael lahir dari rahim Hagar, budak Sarah.
Artinya, Ismael bukan anak dari istri resmi, melainkan anak selir, benarkah
alasan ini?
Berdasarkan dari
ajaran Alkitab, maka pendapat diatas dinyatakan batal. Karena ada beberapa
alasan yang lebih akurat, seperti;
5.1. Allah sendiri
mengakui Ismael adalah ANAK dari Ibrahim yang DIBERKATI, dan akan dimuliakannya
di antara umat manusia sebagai bangsa yang besar. Bacalah dengan seksama Firman
Tuhan dalam Kejadian 17: 20
“Tentang Ismael, AKU telah mendengarkan permintaanmu. Ia
akan Ku-BEKATI, kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan
DUA BELAS RAJA, dan Aku akan membuatnya menjadi BANGSA YANG BESAR.”
Jika orang-orang
Yahudi, atau Kristiani yang tetap tak bisa menerima Ismail disebut sebagai anak
Ibrahim, maka sesungguhnya yang ditentang adalah bukan Ismail atau keyakinan
Islam terhadap Ismail, melainkan PENENTANGAN LANGSUNG TERHADAP ALLAH…!
Silahkan baca kembali
kitab Kejadian 17: 20. Apakah setelah membaca Kejadian 17:20 akan tetap
bersikap seperti orang-orang yang sudah ditunjukkan kebenaran oleh Tuhan di
depan mata mereka, tapi kemudian berbalik memunggungi karena fakta yang
disajikan Tuhan tidak sesuai dengan keinginan hawa nafsu yang diembus-embusan
Setan?
5.2. Ibrahim
MENGAKUI bahwa Ismael adalah anaknya, seperti termaktub dalam Kejadian 17:
23-26 sbb:
“Setelah itu Abraham memanggil Ismael, ANAKNYA, dan semua
orang yang lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang,
yakni setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu Ia mengerat kulit khatan mereka
pada hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Allah kepadanya.
Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika dikerat kulit
khatannya. Dan Ismael, ANAKNYA, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit
khatannya. Pada hari itu juga, Abraham dan Ismael, ANAKNYA, disunat.”
Kita semua tentu
masih ingat pada usia Abraham ke berapa saat Ishak lahir? Betul, saat Ibrahim
berumur 100 tahun (lihat No. 2). Itu artinya, Ishak lahir setahun setelah
peristiwa khatan Ibrahim dan Ismael.
Itu artinya: Ismael
pernah SELAMA 13 TAHUN menjadi ANAK TUNGGAL sebelum kelahiran adiknya,
Ishak, setahun kemudian.
5.3. Argumen absurd:
Anak Ibrahim dan Anak Yakub.
Salah satu argumen
paling absurd dan konyol dari mereka yang mengabaikan fakta keras bahwa Ismail
adalah anak yang sah dari Ibrahim, adalah karena dengan sengaja mereka
MEMICINGKAN MATA terhadap fakta anak-anak Ya'kub anak Ishak anak Ibrahim. Mari
kita petakan dengan jelas genealoginya sbb berikut:
A. BANI IBRAHIM
(ANAK-ANAK IBRAHIM)
1. Ismail, putra
Hagar (hamba sahaya Sara).
2. Ishak, putra Sarah
(yang menindas Hagar)
Di sini, Yahudi dan
(sebagian) Nasrani berpandangan bahwa anak Ibrahim hanya Ishak, sedangkan
Ismail "tidak dihitung". Sekarang kita lihat pembandingnya:
B. BANI ISRAEL
(Anak-anak Yakub/Israel).
Yakub mempunyai 13
anak dari dua istri (Lea dan Rahel) serta 2 hamba sahaya (Bilha yang budak
Rahel dan Zilpa yang budak Lea). Jadi seluruhnya, Yakub memiliki 4 istri yang
memiliki jumlah anak sebagai berikut:
- 7 anak dari Lea
(Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, dan Dina)
- 2 anak dari Bilha (
Dan dan Naftali).
- 2 anak dari Zilpa
(Gad dan Asyer)
- 2 anak dari Rahel
(Yusuf dan Benyamin)
Jadi total ada 13
orang anak Israel . Dengan tidak menghitung Dina (anak perempuan) maka yang
disebut Bani Israel adalah 12 nama anak-anak di atas (Nanti Musa merupakan
keturunan Lewi, sedangkan Yesus merupakan keturunan Yehuda.
Dengan membandingkan
struktur dua keluarga itu (Bani Ibrahim dan Bani Israel), pertanyaannya adalah:
MENGAPA JIKA UNTUK
ISMAIL YANG ANAK HAGAR (BUDAK SARA) ADA AHLI KITAB YANG TAK MENGHITUNGNYA
SEBAGAI ANAK IBRAHIM, SEMENTARA UNTUK ANAK-ANAK BILHA DAN ZILPA, YANG ADALAH
BUDAK LEA DAN RAHEL, TETAP DIHITUNG SEBAGAI ANAK-ANAK YA'KUB/ISRAEL?
Padahal beda Ismael
dengan beberapa anak Israel sangat jelas, yaitu:
- Ismail adalah orang
yang berakhlak BERSIH DAN MULIA, tak ada keterangan buruk tentangnya didalam Alkitab.
- Bandingkan dengan
Ruben anak sulung Ya'kub yang meniduri ibu tirinya Bilha, budak Rahel (Kejadian
35: 22) atau Yehuda, anak keempat Ya'kub yang meniduri Tamar, menantunya
sendiri, sehingga melahirkan anak kembar Peres dan Zerah ( Kejadian 38:
15-30).
Si kembar Perez dan
Zerah itu statusnya bagaimana: ANAK YEHUDA atau CUCU Yehuda, karena Tamar
adalah istri dari dua anak lelakinya, Er dan Onan, yang berturut-turut mati
(Kejadian 38: 1-10), dan karena itu Yehuda menyiapkan anak lelaki ketiganya
yang masih kecil, Syela, sebagai calon suami Tamar sesuai dengan tradisi
masyarakat saat itu. Bacalah (Kejadian 38: 11).
Jika dengan anak-anak
seperti Ruben dan Yehuda yang berakhlak buruk seperti itu, mereka pun masih
dihitung sebagai bani Israel, anak-anak Yakub, sekaligus sebagai cicit
Ibrahim/Abraham, maka atas alasan logis apakah Ismail tak bisa dianggap sebagai
anak Ibrahim?
Setiap jiwa yang
berpikir waras, dan hati yang tunduk menyerahkan diri kepada Allah untuk
mencari kebenaran, sudah pasti akan sulit menerapkan STANDAR GANDA dalam
melihat problem genealogi kedua keluarga itu.
Jika umat kristen sudah
bisa melihat hal ini seperti yang dijelaskan Alkitab sendiri (bukan penjelasan
turun temurun dari kaum Yahudi, dll, yang membetoni hati mereka dari sinar Ilahi,
kalau mereka mau berfikir secara sehat, dan mau mengakui apa yang diungkapkan
oleh alkitab mereka bahwa apa yang dikatakan oleh Alkitab adalah benar Ismail
yang dikorbankan)
Jadi siapa yang dikorbankan?
Maka tatkala anak itu
sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai
anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar.” (QS Ash Shaffat :102)
Pada AlQur’an Surat Ash
Shaffat :102, disebutkan bahwa tatkala usia anak yang dilahirkan pertama
tersebut, dalam hal ini adalah Ismail sudah mencapai usia yang cukup untuk
mengerti, maka Allah mengadakan ujian bagi Ibrahim antara kecintaannya terhadap
Allah dan kecintaannya terhadap anak yang selama ini sudah dia nanti-nantikan.
Kisah ini jika kita
kembalikan pada kitab Kejadian, sangat bersesuaian, dimana pada usia Ismail
yang sudah lebih dari 10 tahun itu, beliau sudah cukup mengerti untuk berpikir
dan tengah meranjak menuju kepada fase kedewasaan.
Ibrahim yang mendapatkan
perintah dari Allah itu, melakukan dialog tukar pikiran dengan putranya
mengenai pengorbanan yang diminta oleh Allah terhadap diri anaknya ini. Lalu
bagaimana dengan penuturan Taurat, kita lihat dibawah ini :
Kejadian 22:2
“Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal
itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan
persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang
akan Kukatakan kepadamu.”
Dari sini saja kita
sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa Kitab Kejadian 22:2 sudah mengalami
distorsi dengan penyebutan anak tunggal itu adalah Ishak (Isaac).
Kejadian 16:16
“Abraham berumur delapan puluh enam tahun,
ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.”
Kejadian 21:5
“Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika
Ishak, anaknya, lahir baginya.”
SEPERTI YANG SUDAH KITA
JELASKAN SELISIH USIA ISMAIL DAN ISHAK JIKA DIHITUNG DARI UMUR AYAHNYA: 100 –
86 = 14 TAHUN
Berdasarkan kedua ayat
itu, maka anak Ibrahim yang lahir lebih dahulu ialah Ismail; Jika Kejadian 22:2
menerangkan bahwa firman Tuhan kepada Ibrahim untuk mengorbankan “anak
tunggal”, jelas pada waktu itu anak Ibrahim baru satu orang. Lalu kemana anak
yang satunya lagi ? Padahal kedua anak tersebut masih sama-sama hidup !
Jadi seharusnya ayat
yang menerangkan kelahiran Ishaq itu letaknya sesudah ayat pengorbanan. Jadi
setelah ayat yang menceritakan pengorbanan barulah diikuti oleh ayat kelahiran
Ishak. Inilah yang disebut dengan “tahrif” oleh al-Qur’an, yaitu mengubah letak
ayat dari tempatnya yang asli ketempat lain sebagaimana yang disitir oleh QS An
Nisa’ ayat 46 :
QS An-Nisa 46
“Diantara orang-orang Yahudi itu, mereka
mengubah perkataan dari tempatnya…”
Dengan begitu semakin
jelas saja bahwa Taurat memang mengandung tahrif (pengubahan, penambahan,
pengurangan dsb), dan jelas pula bahwa kitab yang sudah diubah-ubah itu tidak
dapat dikatakan otentik dari Tuhan melainkan merupakan kitab yang terdistorsi
oleh ulah tangan-tangan manusia.
Orang Kristen berargumen
bahwa penyebutan Ishak sebagai anak tunggal Ibrahim tidak lain karena Ismail
terlahir dari budak dan merupakan anak tidak sah….. menurut saya pendapat ini
konyol dan tidak beralasan… sebab Kitab Kejadian 16:3 secara jelas menyebutkan
bahwa sebelum Hagar melahirkan Ismail, ia telah di nikahi secara sah oleh
Ibrahim.
Kejadian 16:3
“Jadi Sarai, isteri Abraham itu, mengambil
Hagar, hambanya, orang Mesir itu, —yakni ketika Abram telah sepuluh tahun
tinggal di tanah Kanaan—,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk
menjadi isterinya.”
Adapula orang Kristen
yang membantah dengan merujuk Kejadian 21:12 bahwa yang dimaksud dengan
keturunan Ibrahim adalah yang berasal dari benih Sarah :
“Tetapi Allah berfirman kepada Abraham:
“Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang
dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan
disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak”. (Kejadian 21:12)
Tetapi pernyataan ini
tertolak sendiri dengan ayat berikutnya yaitu Kejadian 21:13
Kejadian 21:13
“Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan
Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu”
Sehingga yang dimaksud
oleh ayat Kejadian 21:13 bukan soal “Ishak adalah anak asli keturunan Ibrahim
dan menjadi anak tunggalnya” namun karena masalah warisan Ibrahim sebagaimana
isi dari ayat Kejadian 21:9-10
Kejadian 21:9-10
“Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang
dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak,
anaknya sendiri.. Berkatalah Sara kepada Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu
beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris
bersama-sama dengan anakku Ishak.”
Seandainya Kristen
berargumentasi bahwa Ismail diusir Ibrahim, atau karena Ibrahim membenci
Ismail….. jawaban saya atas pernyataan tersebut adalah “itu adalah kedustaan
para pendeta Yahudi yang mengedit Taurat”!…. Ibrahim tidaklah mengusir Hajar
(Kejadian 21:11 itu ayat editan Yahudi saja)…. Bahkan sebenarnya hubungan
antara Ibrahim, Ismail, dan Ishak sangat erat. Taurat mencatat setelah Ibrahim
wafat, anak-anaknya (termasuk Ismail) menguburkan ayahnya bersama-sama. Ini
menandakan hubungan keakraban mereka.
Kejadian 25:7-9
“Abraham mencapai umur seratus tujuh puluh lima
tahun, lalu ia meninggal…..Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia
dalam gua Makhpela…..”
Bila memang benar Sarah
cemburu dan mengusir mereka, itu adalah masalah lain. Namun yang terpenting
adalah Ibrahim, Ismail, dan Ishak saling mencintai satu sama lain. Kita bisa
sama-sama melihat hubungan antara Ishak dan Ismail yang sangat akrab, melalui
pernikahan antara anak Ishak (Esau bin Ishak) dan anak Ismail (Mahalat bin
Ismail dan Basmat bin Ismail).
Kejadian 28: 8-9
“maka Esaupun menyadari, bahwa perempuan Kanaan
itu tidak disukai oleh Ishak, ayahnya. Sebab itu ia pergi kepada Ismael dan
mengambil Mahalat menjadi isterinya, di samping kedua isterinya yang telah ada.
Mahalat adalah anak Ismael anak Abraham, adik Nebayot.”
Kejadian 36:2-3
“Esau mengambil….. Basmat, anak Ismael, adik
Nebayot.”
Ishak menginginkan
agar keturunannya tidak bercampur dengan darah bangsa lain. Oleh karena itu
Esau memperistrikan anak Ismail. Jadi kesimpulannya anak-anak Ismail adalah
bangsa Ibrani juga. Ishak tidak akan membiarkan Esau memperisti anak Ismail
jika Ishak menganggap anak Ismail adalah bukan Ibrani. Jadi Ibrani bukanlah
hanya dialamatkan untuk bangsa Israel saja, melainkan bangsa-bangsa lain yang
sedarah dengan Ibrahim.
Anak Remaja atau masih
Balita ? Bukti Taurat Hasil Editan Yahudi
Untuk lebih mempertajam
analisa saya mengenai kebenaran isi ayat al-Qur’an yang menyebutkan bahwa
alkitab itu sudah terdistorsi oleh tangan-tangan jahil manusia, maka pada
kesempatan ini sayapun akan memperlihatkan bukti-bukti lain mengenainya yang
masih berhubungan erat dengan kasus Ismail dan Ishak ini.
Pengusiran Ismail dan
Ibunya, Hajar yang dilakukan oleh Sarah sebagaimana yang dimuat didalam Kitab
Kejadian terjadi pada waktu Ishak masih disapih karena ketakutan Sarah akan
ikut terjatuhnya warisan ketangan Ismail yang juga merupakan putra dari Ibrahim
(Lihat Kejadian 21:8-10).
Kejadian 21:8-10
“Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih,
lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. Pada waktu
itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi
Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. Berkatalah Sara kepada
Abraham: “Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini
tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.”
Silahkan Anda
perhatikan, betapa Kejadian 21:8-10 kontradiksi dengan Kejadian 21:14-21
Kejadian 21:14-21
14. Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air
dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas
bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar
dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
15. Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,
16. dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya:
“Tidak tahan aku melihat anak itu mati.” Sedang ia duduk di situ, menangislah
ia dengan suara nyaring.
17. Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit
kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: “Apakah yang engkau susahkan, Hagar?
Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia
terbaring.
18. Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan
membuat dia menjadi bangsa yang besar.”
19. Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia
pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum.
20. Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di
padang gurun dan menjadi seorang pemanah.
21. Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang
isteri baginya dari tanah Mesir.
Kejadian 21:8-10
menceritakan Ismail sudah dewasa (sekitar berumur 16 tahun lebih) dan bermain
dengan Ishak yang masih balita, hal ini membuat Sarah marah dan mengusir
Ismail.
Keesokan harinya….nah
inilah yang aneh…. cerita Kejadian 21:14-21 justru menceritakan hal yang
bertentangan dengan ayat yang sebelumnya diceritakan.
Kenapa bertentangan ?
Karena dalam Kejadian
21:14-21 digambarkan seolah-olah Ismail masih seorang bayi yang digendong
dibahu ibunya, kemudian Ismail yang menurut kitab Kejadian sendiri saat itu
sudah berusia 16 tahun. Tentang selisih usia Ismail & Ishak sudah saya
bahas di atas yaitu 14 tahun + usia ishak ketika disapih sekitar dua tahun maka
usia Ismail ketika itu 16 tahun yang notabene sudah cukup dewasa kembali
digambarkan bagai anak kecil yang mesti dibaringkan dibawah semak-semak
(Kejadian 21:15) lalu diperintahkan untuk diangkat, digendong (Kejadian 21:18).
Kalau Ismail sempat bermain dengan Ishak, berarti usia Ismail sudah 16 tahun,
jika keesokan harinya menjadi seorang bayi yg bisa digendong dibahu ibunya lalu
dibuang ke semak-semak sungguh cerita yg sangat aneh bin ajaib.
Masa iya sih Hagar harus
menggendong seorang anak laki-laki “dewasa” yang berusia 16 tahun, apa tidak
terbalik seharusnya Ismail yang menggendong Hagar ?
Kemudian disambung pada
Kejadian 21:20 seolah Ismail masih sangat belia sekali sehingga dikatakan
“…Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang
gurun dan menjadi seorang pemanah”.
Jadi dari sini saja
sudah kelihatan telah terjadi kerusakan dan manipulasi sejarah dan fakta yang
ada pada ayat-ayat Taurat, jelas sudah Taurat adalah kitab suci editan para pendeta
Yahudi.
“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah
perkataan dari tempat-tempatnya…..” (QS.An-Nisa:46)
Kristener juga sering
membantah kalimat “untuk diangkat, digendong… ” yang termuat didalam kitab
Kejadian ini adalah dalam bentuk kiasan, jadi disana jangan diartikan secara
harfiah, karena maksud yang ada pada ayat itu bahwa nasib hidup dan makan dari
Ismail ada dipundak Hagar.
Padahal jika kita mau
melihat kedalam konteks ayat-ayat aslinya, akan nyatalah bahwa apa yang
dimaksudkan dengan bentuk kiasan tersebut sama sekali tidak menunjukkan seperti
itu.
Mari kita kupas :
Kejadian 21:14 (Alkitab terbitan
LAI 1974)
“Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil
roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu
beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi.
Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
Tidak lupa saya akan
mengutip juga beberapa terjemahan ayat diatas didalam beberapa versi alkitab
yakni Douay Rheims Bible (DRB), English Standard Version (ESV), dan King James
Version (KJV) :
(DRB) So Abraham rose up
in the morning, and taking bread and a bottle of water, put it upon her
shoulder, and delivered the boy, and sent her away. And she departed, and
wandered in the wilderness of Bersabee.
(ESV) So Abraham rose
early in the morning and took bread and a skin of water and gave it to Hagar,
putting it on her shoulder, along with the child, and sent her away. And she
departed and wandered in the wilderness of Beersheba.
(KJV) And Abraham rose
up early in the morning, and took bread, and a bottle of water, and gave it
unto Hagar, putting it on her shoulder, and the child, and sent her away: and
she departed, and wandered in the wilderness of Beersheba.
Jadi menurut Taurat, Ibraham
mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan
itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu
pergi
Lihat kalimat bahasa
Inggris tidak menyebutkan Hagar dan Ismail tetapi hanya menyebutkan kata “…and
sent HER away: and SHE departed, and wandered”
Jadi jelas yang diusir
dan berjalan disana adalah Hagar sendirian, sebab Ismail ada dalam gendongan
Hagar. Mustahil anak berusia 16 tahun digendong!!
Lalu kita lanjutkan pada
kalimat berikutnya :
Kejadian 21:15 Alkitab
LAI 1974
“Ketika air yang
dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,”
(DRB) And when the water
in the bottle was spent, she cast the boy under one of the trees that were
there.
(ESV) When the water in
the skin was gone, she put the child under one of the bushes.
(KJV) And the water was
spent in the bottle, and she cast the child under one of the shrubs.
Jadi semakin jelas,
ketika bekal air didalam kirbat sudah habis, lalu Ismail (yang secara jelas
disebut sebagai THE CHILD dan THE BOY) yang digendong itu diturunkan dari
tubuhnya dan dibaringkan dibawah pohon.
Apakah masih mau
bersikeras dengan mengatakan kalau kata “menggendong atau memikul” THE CHILD
disana bukan dalam arti yang sebenarnya ?
Lalu kita lihat sendiri
pada ayat-ayat berikutnya dimana Hagar akhirnya mendapatkan mata air dan
memberi minum kepada anaknya (THE CHILD) yang menangis kehausan lalu anak
tersebut dibawah bimbingan Tuhan meranjak dewasa, jadi anak itu pada masa
tersebut belumlah dewasa, padahal usianya kala itu sudah hampir 17 tahun.
Lelucon Kejadian pasal
22
Ada 3 poin utama yang
harus di perhatikan mengenai lokasi tempat tinggal :
Hajar dan Ismail
melewati Bersyeba (kejadian 21:14), kemudian tiba dan berdomisili di Paran
(Kejadian 21:21)
Ibrahim sedang berada
di Bersyeba (Kejadian 21:33) Sarah dan Ishak berdomisili di Hebron, Sarah
wafat di Hebron (kejadian 23:2)
Pada pasal 22,
langsung disebutkan
bahwa nabi Ibrahim mendapat perintah untuk menyembelih anak tunggalnya. Artinya
Ibrahim masih berada di Bersyeba.
Kejadian pasal 22
1.Setelah semuanya itu
Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya,
Tuhan.
2. Firman-Nya: “Ambillah
anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah
Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu
gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
3. Keesokan harinya
pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua
orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban
bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah
kepadanya.
4. Ketika pada hari
ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari
jauh.
5. Kata Abraham kepada
kedua bujangnya itu: “Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta
anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali
kepadamu.”
6. Lalu Abraham
mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak,
anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya
berjalan bersama-sama.
7. Lalu berkatalah Ishak
kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia:
“Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban
bakaran itu?”
8. Sahut Abraham: “Allah
yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.”
Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
9. Sampailah mereka ke
tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ,
disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah
itu, di atas kayu api.
10. Sesudah itu Abraham
mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
11. Tetapi berserulah
Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya,
Tuhan.”
12. Lalu Ia berfirman:
“Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang,
bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan
anakmu yang tunggal kepada-Ku.”
13. Lalu Abraham menoleh
dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam
belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban
bakaran pengganti anaknya.
14. Dan Abraham menamai
tempat itu: “TUHAN menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di
atas gunung TUHAN, akan disediakan.”
15. Untuk kedua kalinya
berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
16. kata-Nya: “Aku
bersumpah demi diri-Ku sendiri—demikianlah firman TUHAN—:Karena engkau telah
berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang
tunggal kepada-Ku,
17. maka Aku akan
memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak
seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu
akan menduduki kota-kota musuhnya.
18. Oleh keturunanmulah
semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan
firman-Ku.”
19. Kemudian kembalilah
Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba;
dan Abraham tinggal di Bersyeba.
Bila kita simak dengan
seksama, maka Kejadian pasal 22 memiliki dua keganjilan yakni :
Kejanggalan pertama
Kejadian pasal 22 ini
mengisahkan seolah-olah Ishak berada di Bersyeba. Padahal tidak ada anak
Ibrahim yang berdomisili di Bersyeba. Ishak dan ibunya justru tinggal di
Hebron.
Kejanggalan Kedua
Setelah selesai ritual,
pada Kejadaian 22:19 Ibrahim dan Ishak pulang ke Bersyeba. Jadi seolah-olah
Sarah berdomisili di Bersyeba. Padahal Taurat mencatat Sarah berdomisili di
Hebron hingga wafatnya (Kejadian 23:1-2).
Kesimpulannya :
Seandainya Ishak yang
disembelih, seharusnya Kejadian pasal 22 menceritakan kepulangan Ibrahim ke
Hebron, tempat tinggal Sarah, untuk membawa Ishak yang hendak dikurbankan.
Kemudian setelah acara ritual pengurbanan selesai, mestinya Ibrahim
mengembalikan Ishak kepada ibunya di Hebron. BUKAN DI BERSYEBA. Kedengkian
pendeta Yahudi mengedit taurat sudah terlalu jelas didepan mata. Pendeta Yahudi
mengedit nama tempat Paran (lokasi tempat tinggal Ismail) menjadi nama tempat
tinggal Ishak. Namun pendeta Yahudi terburu-buru mengedit Paran menjadi
Bersyeba, padahal harusnya Hebron. Serapat-rapatnya menutupi kebenaran akhirnya
ketahuan juga, itulah perumpamaan untuk pengedit Taurat.
Allah berfirman :
“Maka kecelakaan yang
besarlah bagi orang-orang yang menulis alkitab dengan tangan mereka sendiri,
lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh
keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah
bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan
yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” (QS Al Baqarah 79)
“Hai Ahli Kitab,
sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari
isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. ” (QS
Al Maa’idah 15)
“Dan barangsiapa yang
menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan
jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah
dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu
seburuk-buruk tempat kembali.” (QS An Nisaa’ 115)
“….. Dan hanya
orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran” (QS Al Baqarah 269)
(Terima kasih saya
ucapkan kepada Bung Hendrikus atau siapapun yang tulisannya saya kutip dan saya
edit untuk keperluan dakwah. Semoga yang membaca tulisan tentang siapa yang
dikorbankan Ismail atau Ishak akan mendapat petunjuk atau hidayah dari Allah
SWT. Dan semoga pahala tulisan ini terlimpahkan kepada saudaraku Bung Hendrikus
dan siapapun yang yang tulisannya saya kutip dan saya edit. Selanjutnya saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelancangan saya ini, semoga anda
mengikhlaskan dan Allah mengampuni saya. Aamiin.).
-------------------
0 komentar:
Posting Komentar