Catatan Sex Wakil Tuhan
Hubungan persetubuhan dengan
muhrim sangat mengejut dan menyebar di halaman-halaman Bible King James
Versian. Dengan pertimbangan karena hampir semua pasangan incest itu dilarang
dan dikutuk (dengan pengecualian yang jelas bapak-anak perempuan dan pasangan
levirate), yang tidak berhenti di beberapa karakter Bible yang melakukan incest. Dan hampir dalam semua
kasus, tidak ada consure yang berkaitan dengan hubungan incest mereka. Mereka
tidak dihukum juga tidak disebut sebagai orang yang rusak akhlaknya dan
menjijikkan.
Mungkin semua orang telah
siap berspekulasi tentang tentang kreasi Bible yang mencatat dalam tema-tema
hubungan incest antara keturunan Adam dan Hawa. Setelah itu semua, satu-satunya
jalan kemungkinan adalah “….Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah
perempuan itu, lalu melahirkan Henokh; kemudian Kain mendirikan suatu kota.”
(Kejadian 4:17) mengambil saudara perempuan, ibu, atau anaknya sebagai
istrinya. Karena tidak ada wanita lain di sekitar situ.
Keberhasilan inkonsistensi
dicatat, dan dalam ajaran (midrash) Yahudi “kitab Jubilee,” yang ditulis pada
abad pertama sebelum Masehi, menyediakan jawaban pasti yang kita butuhkan. Buku
itu menyatakan, “Kain mengambil saudara perempuannya, Awan, sebagai istrinya …
Set mengambil saudara perempuannya, Azura, menjadi istrinya.” (kitab Jubilee).
Meskipun solusi ini hanya jawaban sampingan atas isu nyata pasangan incest,
hampir semua orang sekarang akan menerima dan puas bahwa itu adalah alami dan
cara dunia di masa awal. Kita suka berpikir bahwa moralitas bagaimanpun
berjalan menurun melalui ribuan tahun. Dan penjelasannya memberikan banyak
tawaran rasional dan solusi pembelaan pada cara lain sebagai kutukan dan
ketiadaan hukum diantara seluruh budaya manusia.
Kepala
Keluarga
Catatan berikutnya yang bisa
dianggap sebagai incest dalam Bible yang mengelilingi garis besar kejadian
adalah nabi Nuh:
Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang
dalam kemahnya. Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu
diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar. Sesudah itu Sem dan Yafet
mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu
mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka,
sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya. Setelah Nuh sadar dari mabuknya
dan mendengar apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya, berkatalah ia:
"Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi
saudara-saudaranya." (Kejadian 9:21-25) Kutukan mengerikan hanya karena
pandangan sekilas pada Nuh yang mabuk dan telanjang! Tetapi apa sebenarnya yang terjadi disini? Hampir
semua tafsir Bible setuju bahwa telah terjadi pengotoran dan penajisan yang
lebih serius daripada apa yang digaris besarkan pada halaman-halaman Bible itu
sendiri.
Pada
tempat pertama, kata Ibrani “raah erwat,” yang diterjemahkan “melihat
ketelanjangan,” sebenarnya artinya adalah ”melakukan hubungan seksual”. Kata
Ibrani “Gala,” yang diterjemahkan “telanjangan,” adalah ungkapan halus untuk
“hubungan seksual.” Tetapi jika Ham betul-betul menyodomi bapaknya, mengapa Nuh
mengutuk anak Ham bernama Kanaan, dan mengapa tidak mengutuk Ham atau tiga anak
Ham lainnya? Hampir semua penjelasan yang sama banyak diajukan melewati
beberapa abad, bahwa Ham telah melakukan hubungan seksual dengan istri Nuh (ibu
Ham sendiri!), dan menurunkan Kanaan. Kemungkinan hubungan seksual sedarah
(incest) menghasilkan anak Haram atau anak hasil hubungan seks dengan muhrim,
Kanaan. Alasan ini lebih tepat bagi Nuh untuk mengutuk Kanaan saja.
Catatan berikutnya contoh peristiwa incest ketika
“Terah memperanakkan Abram (Abrahim), Nahor dan Haran,…… dan nama isteri Nahor ialah
Milka, anak Haran…..(Kejadian 11:27-29). Sehingga kita mengetahui Nahor memperistri
kemenakannya yang bernama Milka. Untuk menghilangkan kebingungan karena
pengulangan nama, perlu dinyakan lagi bahwa “Sesudah itu Abraham mendapat kabar: "Juga Milka telah melahirkan
anak-anak lelaki bagi Nahor, saudaramu.” (Kejadian 22:20)
Lebih rumit lagi dengan adanya gambaran kedalaman incest
dalam Bible, cucu Nahor dan Milka yang bernama Rabeka, menikah dengan kemenakan
Nahor, Ishak: ….. “Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya,
dan mengambil dia menjadi isterinya …” (Kejadian 24:67)
Ini bertambah rumit ketika kita membaca, saudara Nahor,
Abraham (Abram) mengawini saudara tirinya, Sara, “…Lagipula ia benar-benar
saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi
isteriku.” (Kejadian 20:12)
Penipuan Incest
Dua pasang suami istri, Abraham dan Sarah, Ishak dan
Ribka, mengabaikan persaudaraan mereka sendiri pada berbagai kesempatan. Kerja
tipuan dan hasilnya mengumpulkan kekayaan yang melimpah.
Abraham dan Sarah melakukan penipuan dua kali. Pertama
“Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal
di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu. Pada waktu ia akan masuk ke Mesir, berkatalah
ia kepada Sarai, isterinya: "Memang aku tahu, bahwa engkau adalah seorang
perempuan yang cantik parasnya. (waktu itu umur Sara sekitar 70 tahun). Apabila
orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka
akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup.”
“Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku
diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh
sebab engkau." Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat,
bahwa perempuan itu sangat cantik, dan ketika punggawa-punggawa Firaun melihat
Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa
ke istananya. Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini
perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan,
budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta.”
“Tetapi
Tuhan menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi
istananya, karena Sarai, isteri Abram itu. Lalu Firaun memanggil Abram serta
berkata: "Apakah yang kau perbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kau
beritahukan, bahwa ia isterimu? Mengapa engkau katakan: dia adikku, sehingga
aku mengambilnya menjadi isteriku? Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan
pergilah!" Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan
Abram pergi, bersama-sama dengan isterinya dan segala kepunyaannya.” (Kejadian
12:10-20). …dan Abraham sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya.
(Kejadian 13:2)
Kecerdikan yang tidak etis dilakukan lagi oleh Abraham
20 tahun kemudian ketika sara mencapai usia 90 tahun (Kejadian 17:17). Cerita
itu terbentang sebagai berikut:
“Lalu
Abraham berangkat dari situ ke Tanah Negeb dan ia menetap antara Kadesh dan
Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang asing. Oleh karena Abraham telah
mengatakan tentang Sara, isterinya: "Dia saudaraku," maka Abimelekh,
raja Gerar, menyuruh mengambil Sara. Tetapi pada waktu malam Allah datang
kepada Abimelekh dalam suatu mimpi serta berfirman kepadanya: "Engkau
harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah
bersuami." Adapun Abimelekh belum menghampiri Sara. Berkatalah ia:
"Tuhan! Apakah Engkau membunuh bangsa yang tak bersalah? Bukankah orang
itu sendiri mengatakan kepadaku: Dia saudaraku? Dan perempuan itu sendiri telah
mengatakan: Ia saudaraku. Jadi hal ini kulakukan dengan hati yang tulus dan
dengan tangan yang suci." Lalu berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi: "Aku
tahu juga, bahwa engkau telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka
Aku pun telah mencegah engkau untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab itu Aku
tidak membiarkan engkau menjamah dia. Jadi sekarang, kembalikanlah isteri orang
itu, sebab dia seorang nabi; ia akan berdoa untuk engkau, maka engkau tetap
hidup; tetapi jika engkau tidak mengembalikan dia, ketahuilah, engkau pasti
mati, engkau dan semua orang yang bersama-sama dengan engkau." Keesokan
harinya pagi-pagi Abimelekh memanggil semua hambanya dan memberitahukan seluruh
peristiwa itu kepada mereka, lalu sangat takutlah orang-orang itu. Kemudian
Abimelekh memanggil Abraham dan berkata kepadanya: "Perbuatan apakah yang
kaulakukan ini terhadap kami, dan kesalahan apakah yang kulakukan terhadap engkau,
sehingga engkau mendatangkan dosa besar atas diriku dan kerajaanku? Engkau
telah berbuat hal-hal yang tidak patut kepadaku." Lagi kata Abimelekh kepada Abraham:
"Apakah maksudmu, maka engkau melakukan hal ini?" Lalu Abraham
berkata: "Aku berpikir: Takut akan Allah tidak ada di tempat ini; tentulah
aku akan dibunuh karena isteriku. Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak
ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku. Ketika
Allah menyuruh aku mengembara keluar dari rumah ayahku, berkatalah aku kepada
isteriku: Tunjukkanlah kasihmu kepadaku, yakni: katakanlah tentang aku di
tiap-tiap tempat di mana kita tiba: Ia saudaraku." Abimelekh mengambil kambing domba dan lembu sapi, hamba laki-laki dan
perempuan, lalu memberikan semuanya itu kepada Abraham; Sara, isteri Abraham,
juga dikembalikannya kepadanya. Dan Abimelekh berkata: "Negeriku ini
terbuka untuk engkau; menetaplah, di mana engkau suka." Lalu katanya
kepada Sara: "Telah kuberikan kepada saudaramu seribu syikal perak, itulah
bukti kesucianmu bagi semua orang yang bersama-sama dengan engkau. Maka dalam
segala hal engkau dibenarkan." Lalu Abraham berdoa kepada Allah, dan Allah
menyembuhkan Abimelekh dan isterinya dan budak-budaknya perempuan, sehingga
mereka melahirkan anak. Sebab tadinya Tuhan telah menutup kandungan setiap
perempuan di istana Abimelekh karena Sara, isteri Abraham itu.” (Kejadian
20:1-18)
Pekerjaan itu berhasil dilakukan dengan baik, perilaku
tidak etis ini juga dilakukan oleh Ishak terhadap Abimelek di tempat yang sama.
Ishak memulainya dengan:
“Jadi tinggallah Ishak di Gerar. Ketika orang-orang di
tempat itu bertanya tentang isterinya, berkatalah ia: "Dia
saudaraku," sebab ia takut mengatakan: "Ia isteriku," karena
pikirnya: "Jangan-jangan aku dibunuh oleh penduduk tempat ini karena
Ribka, sebab elok parasnya." Setelah beberapa lama ia ada di sana, pada
suatu kali menjenguklah Abimelekh, raja orang Filistin itu dari jendela, maka
dilihatnya Ishak sedang bercumbu-cumbuan dengan Ribka, isterinya. Lalu Abimelekh
memanggil Ishak dan berkata: "Sesungguhnya dia isterimu, masakan engkau
berkata: Dia saudaraku?" Jawab Ishak kepadanya: "Karena pikirku:
Jangan-jangan aku mati karena dia."
Tetapi Abimelekh berkata: "Apakah juga yang telah kau perbuat ini
terhadap kami? Mudah sekali terjadi, salah seorang dari bangsa ini tidur dengan
isterimu, sehingga dengan demikian engkau mendatangkan kesalahan atas
kami." Lalu Abimelekh memberi perintah kepada seluruh bangsa itu:
"Siapa yang mengganggu orang ini atau isterinya, pastilah ia akan dihukum
mati." Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia
mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati Tuhan. Dan orang itu
menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. Ia
mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak anak buah,
sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya. Segala sumur, yang digali dalam
zaman Abraham, ayahnya, oleh hamba-hamba ayahnya itu, telah ditutup oleh orang
Filistin dan ditimbun dengan tanah. Lalu
kata Abimelekh kepada Ishak: "Pergilah dari tengah-tengah kami sebab
engkau telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami." (Kejadian
26:6-16 --- Kata Ibrani “tsachaq” diartikan “olahraga”, padahal arti sebenarnya
adalah “pemanjaan”).
Pada tiga contoh diatas, suami istri memperoleh
keuntungan dari dalih mereka. Tetapi apakah mereka sebenarnya menipu; ataukah
mereka itu bersaudara yang melakukan hubungan incest? Sebenarnya Sarah itu
adalah istri sekaligus saudara tiri Abraham (Kejadian 20:12). Ribka adalah kemenakan
pertama Ishak (Kejadian 11:27 dan 22:23).
Lebih jauh terdapat percampuran keturunan baik
patrilineal (dari jalur ayah) dan matrilineal (garis dari pihak ibu) yang
digarisbesarkan oleh Bible. Ini mungkin istri diambil dari saudara perempuan
sebagai solusi garis darah (satu jalur keturunan) dan persoalan garis keturunan
yang sering terjadi. Tetapi ini merupakan masalah terpisah yang akan memenuhi
beberapa kitab-kitab lainnya.
Incest Sudah Biasa
Satu contoh
terbaik kasus incest yang terdapat pada Bible King James Version adalah kasus
Lot dengan kedua anak perempuannya. Cerita itu dimulai:
“Kedua malaikat
itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu
dan kedua anak perempuanmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap
karena kedurjanaan kota ini."……lalu kedua
orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. Sesudah kedua
orang itu menuntun mereka sampai ke luar,……. Matahari telah terbit menyinari
bumi, ketika Lot tiba di Zoar. Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api
atas Sodom dan Gomora, berasal dari dari langit;…. isteri Lot, yang berjalan
mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam….. Pergilah Lot dari
Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan,
sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta
kedua anaknya. Kata kakaknya kepada adiknya: “Marilah kita beri ayah kita minum
anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah
kita."…..lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; lalu
bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya;…. Lalu mengandunglah
kedua anak Lot itu dari ayah mereka.” (Kejadian 19:12-38)
Disebutkan bahwa Lot dikenal sebagai “orang yang
benar, ….Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan….” (II
Petrus 2:7-9).
Satu yang membuat heran tentang kasus incest
(hubungan seks) Lot dengan kedua putrinya. mungkin ini merupakan saran bahwa
cerita itu memiliki tujuan aetiologi atas pengabaian kaum Moab dan Amon. Perlu
anda ketahui, anak-anak yang lahir dari hasil hubungan Lut dengan kedua
putrinya, bernama Moab dan Amon.
Dengan semua
kasus incest yang mewarnai halaman-halaman Bible, ini mungkin tidak
mengherankan bahwa hubungan membingungkan telah terjadi, seperti:
“And they
took Lot, Abram's brother's son,… --- “Dan mereka mengambil Lot, anak saudara
Abram,... (Kejadian 14:12) bertentangan dengan “(Abraham) brought again his brother Lot,…*
--- (Abraham) membawa kembali saudaranya, Lot,.. (Kejadian 14:16). Sehingga Lot
itu saudara Abraham ataukah kemenakannya? Ingat-ingatlah ayat ini, Bible
memilikinya melalui dua jalan.
-----------------------------------------
*Ayat yang berbahasa Inggris berasal dari Bible King James Version.
Sedangkan Bible berbahasa Indonesia diubah: “Dibawanyalah kembali… Lot, anak
saudaranya itu,….(Kejadian 14:16)
Kita tertarik
hubungan incest antara Yakub dengan dua kemenakannya bersaudara, Rahel dan
Leah. Ceritanya dimulai:
“Kemudian
berkatalah Laban kepada Yakub: "Masakan karena engkau adalah sanak
saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? Katakanlah kepadaku apa yang
patut menjadi upahmu." Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua
namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel. Lea tidak berseri matanya, tetapi
Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya. Yakub cinta kepada Rahel, sebab
itu ia berkata: "Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat
Rahel, anakmu yang lebih muda itu." Tetapi pada waktu malam diambilnyalah
Lea, anaknya, lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakub pun menghampiri dia….
berkatalah Yakub kepada Laban: "Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini?
Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu
aku?" Jawab Laban: "Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami
ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu dari pada kakaknya…. kemudian anakku yang
lain pun akan diberikan kepadamu sebagai upah, asal engkau bekerja pula padaku
tujuh tahun lagi." Maka Yakub berbuat demikian;….. kemudian Laban
memberikan kepadanya Rahel, anaknya itu, menjadi isterinya…Yakub menghampiri
Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea….. Lea
mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben.
(Kejadian 29:15-32 --- Kata Ibrani “rak” yang diterjemahkan “hambar” mata,
lebih tepat diartikan mata yang “sayu”, atau bahkan berarti “hati yang jemu.
Dua-duanya merupakan istilah penghinaan).
Pepatah kuno
“seperti anak seperti bapaknya” tampak sesuai bagi Ruben. Singkat cerita,
“Ruben sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya…. anak-anak Bilha, budak
perempuan Rahel ialah Dan serta Naftali.” (Kejadian 35:22-25). Sehingga ada
tiga anak meskipun saudara tiri, yang kemudian menjadi tiga suku dari 12 suku
bangsa Isarel. Ruben juga meniduri ibu tirinya, ibu dari saudara tirinya.
Di masa akhir usia Yakub, dia menghukum Ruben
karena “engkau telah menaiki tempat tidur ayahmu; waktu itu engkau telah
melanggar kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku! (Kejadian 49:4 ----- kata
Ibrani “chalal” diterjemahkan “defiledst,” artinya “pencemaran” atau “melacur.”
Kata Ibrani “mishkab” diterjemahkan “ranjang,” adalah ungkapan lembut bagi kata
“bersetubuh”).
Setelah dua suami
Tamar, Er dan Onan meninggal, dia berzina dengan mertua laki-lakinya.
Ceritanya: “maka ditanggalkannyalah pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan
berselubung, lalu pergi duduk di pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke
Timna,….. Ketika Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia seorang perempuan
sundal, karena ia menutupi mukanya.
38:16 Lalu
berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta
berkata: "Marilah, aku mau menghampiri engkau." Tanya perempuan itu:
"Apakah yang akan kauberikan kepadaku, jika engkau menghampiri aku?…
kemudian Yehuda memberi kepada Tama cap meterai, kalung dan tongkatnya."..…
Perempuan itu mengandung dari padanya….. Sesudah kira-kira tiga bulan
dikabarkanlah kepada Yehuda: "Tamar, menantumu, bersundal, bahkan telah
mengandung dari persundalannya itu." Lalu kata Yehuda: "Bawalah
perempuan itu, supaya dibakar." (Kejadian 38:14-24)
Cerita itu
berakhir dengan indah. Karena “waktu dibawa, perempuan itu menyuruh orang
kepada mertuanya mengatakan: "Dari laki-laki yang empunya barang-barang
inilah aku mengandung." Juga dikatakannya: "Periksalah, siapa yang
empunya cap meterai serta kalung dan tongkat ini?" Yehuda memeriksa
barang-barang itu, lalu berkata: "Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang
benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku."
(Kejadian 38:25-26). Sehingga Tamar tidak dihukum bakar karena perzinaan,
sebaliknya dia mendapat kehormatan karena berzina dengan mertuanya.
Kasus ini
meninggalkan persoalan dengan anak ketiga Yehuda, Syela. Menurut hukum, Tamar
seharusnya mendapatkan hak menikah dengan anak-anak Yehuda. Setelah Er suami
pertamanya meninggal, ia harus menikah dengan Onan, adik Er. Karena Onan juga
meninggal, saudara ketiganya yang bernama Syela, seharusnya yang menikahinya
(Kejadian 38:14). Ternyata bapak mereka, Yehuda, tidak menyadari melangkah dan
melakukan hubungan seksual dengan Tamar terlebih dulu, sehingga mengganggu
penerimaan Syela terhadap Tamar. Oleh karena Yehuda merupakan contoh
pengembaraan perilaku yang minor atau gelandangan pelanggaran etika. Dengan
kata lain, tiga bersaudara seharusnya mendapat bagian untuk menikmati sang
janda itu sebelum ayahnya menikmatinya.
Ayah nabi Musa,
Amran menikah dengan bibinya, “…..dan Amram mengambil Yokhebed, saudara
ayahnya, menjadi isterinya, dan perempuan ini melahirkan Harun dan Musa
baginya.” (Keluaran 6:20)
Apakah incest
diperintah oleh Tuhan sendiri dalam kasus “Mahla, Tirza, Hogla, Milka dan Noa,
anak-anak perempuan Zelafehad, kawin dengan anak-anak lelaki dari pihak
saudara-saudara ayah mereka; mereka kawin dengan laki-laki dari kaum-kaum bani
Manasye bin Yusuf,…” (Bilangan 36:11-12). Ayat ini menunjukkan kasus pernikahan
incest antara misan pertama.
Larangan Incest
Meskipun tidak
ada hukuman bagi pelaku incest yang ditemukan Bible King James Version, pada
dasarnya terdapat larangan terhadap perbuatan ini. Contohnya, larangan incest yang
ditemukan di ajaran suci pda kita Imamat dan Liturgi kutukan pada kitab
Ulangan.
Kita pun bisa
membaca “Siapa pun di antaramu janganlah menghampiri seorang kerabatnya yang
terdekat untuk menyingkapkan auratnya;
Janganlah kausingkapkan aurat isteri ayahmu, karena ia hak ayahmu; dia
ibumu, jadi janganlah singkapkan auratnya. Janganlah kausingkapkan aurat
seorang isteri ayahmu, karena ia hak ayahmu. Mengenai aurat saudaramu
perempuan, anak ayahmu atau anak ibumu, baik yang lahir di rumah ayahmu maupun yang
lahir di luar, janganlah kausingkapkan auratnya. Mengenai aurat anak perempuan
dari anakmu laki-laki atau anakmu perempuan, janganlah kausingkapkan auratnya,
karena dengan begitu engkau menodai keturunanmu. Mengenai aurat anak perempuan
dari seorang isteri ayahmu, yang lahir pada ayahmu sendiri, janganlah
kausingkapkan auratnya, karena ia saudaramu perempuan. Janganlah kausingkapkan
aurat saudara perempuan ayahmu, karena ia kerabat ayahmu. Janganlah
kausingkapkan aurat saudara perempuan ibumu, karena ia kerabat ibumu. Janganlah
kausingkapkan aurat isteri saudara laki-laki ayahmu, janganlah kauhampiri
isterinya, karena ia isteri saudara ayahmu.
Janganlah
kausingkapkan aurat menantumu perempuan, karena ia isteri anakmu laki-laki,
maka janganlah kausingkapkan auratnya. Janganlah kausingkapkan aurat isteri
saudaramu laki-laki, karena itu hak saudaramu laki-laki.” (Imamat 18:6-18)
Pada Imamat pasal
18 sendiri, kata “aurat” muncul 23 kali. Kata itu diterjemahkan dari kata
Ibrani “ervah” yang artinya “organ seksual.” Ia dipakai dengan kata
“menyingkap”, bahasa Ibraninya “gala” yang artinya “memamerkan
kemaluan”, untuk mengekpresikan kata “bersetubuh.”
Hal yang sama
dapat ditemukan pada Imamat pasal 20 yang melarang perbuatan incest. Kutipan
pasa itu sebagai berikut:
“Bila seorang
laki-laki tidur dengan seorang isteri ayahnya, jadi ia melanggar hak ayahnya,
pastilah keduanya dihukum mati, dan darah mereka tertimpa kepada mereka
sendiri. Bila seorang laki-laki tidur
dengan menantunya perempuan, pastilah keduanya dihukum mati; mereka telah
melakukan suatu perbuatan keji, maka darah mereka tertimpa kepada mereka
sendiri….. Bila seorang laki-laki mengambil seorang perempuan dan ibunya, itu
suatu perbuatan mesum; ia dan kedua perempuan itu harus dibakar, supaya jangan
ada perbuatan mesum di tengah-tengah kamu…..Bila seorang laki-laki mengambil
saudaranya perempuan, anak ayahnya atau anak ibunya, dan mereka bersetubuh,
maka itu suatu perbuatan sumbang, dan mereka harus dilenyapkan di depan
orang-orang sebangsanya; orang itu telah menyingkapkan aurat saudaranya
perempuan, maka ia harus menanggung kesalahannya sendiri….. Janganlah
kausingkapkan aurat saudara perempuan ibumu atau saudara perempuan ayahmu,
karena aurat seorang kerabatnya sendirilah yang dibuka, dan mereka harus
menanggung kesalahannya sendiri. Bila seorang laki-laki tidur dengan isteri
saudara ayahnya, jadi ia melanggar hak saudara ayahnya, mereka mendatangkan
dosa kepada dirinya, dan mereka akan mati dengan tidak beranak. Bila seorang
laki-laki mengambil isteri saudaranya, itu suatu kecemaran, karena ia melanggar
hak saudaranya laki-laki, dan mereka akan tidak beranak.” (Imamat 20:11-21)
Liturgi kutukan
dalam kitab Ulangan juga memuat larangan melakukan incest. Sebagaimana dapat
kita baca: “Terkutuklah orang yang tidur dengan isteri ayahnya, sebab ia telah
menyingkapkan punca kain ayahnya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata:
Amin! Terkutuklah orang yang tidur dengan binatang apa pun. Dan seluruh bangsa
itu haruslah berkata: Amin! Terkutuklah orang yang tidur dengan saudaranya
perempuan, anak ayah atau anak ibunya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata:
Amin! Terkutuklah orang yang tidur dengan mertuanya perempuan. Dan seluruh
bangsa itu haruslah berkata: Amin! (Ulangan 27:20-23)
Dan larangan
terakhir melakukan incest dapat ditemukan “…Seorang laki-laki janganlah
mengambil isteri ayahnya dan jangan menyingkapkan punca kain ayahnya."
(Ulangan 22:30)
Dari semua yang
kami ungkapkan diatas, kegagalan dari larangan khusus terhadap incest, seperti
hubungan seksual ayah dan anak putrinya, mulai tampak jelas. Secara sederhana
ia tidak diidentifikasi atau disebutkan dalam istilah perbuatan yang terlarang.
Meskipun berulang kali diterangkan bahwa hampir semua perbuatan incest akan
mendapatkan siksaan, ternya incest antara bapak dengan anak perempuannya tidak
pernah disebutkan bahwa mereka mendapatkan hukuman. Begitu pula hilangnya
hukuman bagi perzinaan bapak dengan anak perempuan tiri, bapak dengan anak
wanita hasil kumpul kebo. Lebih jauah perilaku seperti ini dianggap sudah biasa
dan umum, secara menyeluruh ada kecuriggan mengapa Bible King James Version
diam trhadap perbuatan mereka sangat aneh ini. Penghilangan besar-besaran ini
telah memberikan izin praktek perbuatan mesum seperti ini dari abad menuju abad
berikutnya
.
Para nabi
menganggap incest hanyalah sebuah dosa atau kekhilafan, dan tidak dituntut atau
melarang untuk dilakukan. Khususnya “anak dan ayah pergi menjamah seorang
perempuan muda….” (Amos 2:7); dan “….orang menyingkapkan aurat isteri ayahnya
dan memperkosa perempuan pada waktu cemar kainnya yang menajiskannya. Yang satu
melakukan kekejian dengan isteri sesamanya dan yang lain menajiskan menantunya
perempuan dengan perbuatan mesum, orang lain lagi memperkosa saudaranya
perempuan, anak kandung ayahnya. (Yehezkiel 22:10-11). Dan mereka ini hanya
disebutkan dan dibiarkan lewat begitu saja. Mereka begitu banyak memperhatikan
masalah pengingkaran terhadap agama, dan penyembahan kepada dewa-dewa selain
tuhan Yahweh. Sebagai perbandingan, Incest lewat begitu saja tanpa diperhatikan
sama sekali oleh para nabi.
Incest di Dua Kerajaan
Incest terjadi
ketika “…Saul mempunyai gundik yang bernama Rizpa; dia anak perempuan Aya.
Berkatalah Isyboset kepada Abner (paman Isyobet): "Mengapa kauhampiri
gundik ayahku?" (II Samuel 3:7) Abner sangat marah dan membantah “…Kepala
anjing dari Yehudakah aku? Sampai sekarang aku masih menunjukkan kesetiaanku
kepada keluarga Saul, ayahmu, kepada saudara-saudaranya dan kepada
sahabat-sahabatnya, dan aku tidak membiarkan engkau jatuh ke tangan Daud,
tetapi sekarang engkau menuduh aku berlaku salah dengan seorang perempuan? (II
Samuel 3:8). Ini mungkin mengandung pelajaran bahwa nama Isyobet artinya ”orang
yang malu” dan dia “….takut pada Abner…” (II Samuel 3:11)
Sebuah kasus incest bersauda terjadi ketika “…Absalom bin Daud mempunyai
seorang adik perempuan yang cantik, namanya Tamar; dan Amnon bin Daud jatuh
cinta kepadanya…..Sesudah itu berbaringlah Amnon dan berbuat pura-pura sakit.
Ketika raja datang menengok dia, berkatalah Amnon kepada raja: "Izinkanlah
adikku Tamar datang membuat barang dua kue di depan mataku, supaya aku
memakannya dari tangannya." …..Maka Tamar pergi ke rumah Amnon, kakaknya,
…. membuat kue di depan matanya, …..Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya
supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: "Marilah
tidur dengan aku, adikku." Tetapi gadis itu
berkata kepadanya: "Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak
berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu…. berbicaralah
dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu." Tetapi
Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari
padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia…. Lalu Amnon berkata
kepadanya: "Bangunlah, enyahlah!" Lalu berkatalah gadis itu
kepadanya: "Tidak kakakku, sebab menyuruh aku pergi adalah lebih jahat
dari pada apa yang telah kaulakukan kepadaku tadi." Tetapi Amnon tidak mau
mendengarkan dia….. Lalu Tamar menaruh abu di atas kepalanya, mengoyakkan baju
kurung yang maha indah yang dipakainya, meletakkan tangannya di atas kepalanya
dan pergilah ia sambil meratap dengan nyaring. Bertanyalah Absalom, kakaknya,
kepadanya: "Apakah Amnon, kakakmu itu, bersetubuh dengan engkau? Maka
sekarang, adikku, diamlah saja, bukankah ia kakakmu, janganlah begitu
memikirkan perkara itu." …..Ketika segala perkara itu didengar raja Daud
sangat marahlah ia. Dan Absalom tidak berkata-kata dengan Amnon, baik tentang
yang jahat maupun tentang yang baik, tetapi Absalom membenci Amnon, sebab ia
telah memperkosa Tamar, adiknya. (II Samuel 13:1-22)
Dari gambaran
tadi sudah jelas bahwa David dan Absalom sama sekali tidak memperhatikan bahwa
Tamar telah diperkosa Amnon. Setelah dua tahun berlalu, Absalom merencanakan
pembunuhan terhadap Amnon dan semua saudara lainnya untuk meraih tahta.
Beberapa kasus
lain yang menarik tentang apa yang diceritakan pada ayat-ayat diatas mengenai
tanggapan Tamar bahwa dia dan Amnon bisa menikah jika disetujui oleh ayahnya,
raja Daud. Ini secara kuat menggambarkan bahwa pernikahan bersaudara diizinkan
dan dipraktekkan selama periode kerajaan Israel. Semua itu, setelah perzinahan
kakak-adik terjadi, Tamar lebih memperhatikan dan marah atas pengusiran yang
dilakukan Amnon daripada masalah perlakuan incest terhadap dirinya. Dia
menginginkan menikah dengan Amnon. Juga tidak ada tindakan hukum terhadap
perbuatan tidak senonoh Amnon tersebut baik dari raja Daud maupun saudara
Tamar, Absalom. Sebaliknya Absalom menganjurkan agar Tamar melupakan peristiwa
itu. Dia terlibat pembunuhan Amnon hanya karena alasan politis, seperti halnya
dia juga akhirnya terbunuh.
Absalom sendiri
melakukan incest dengan 10 gundik bapaknya, raja Daud, secara bersamaan dalam
waktu yang sama. Peristiwa itu terjadi “…..Lalu jawab Ahitofel kepada Absalom:
"Hampirilah gundik-gundik ayahmu yang ditinggalkannya untuk menunggui
istana. Apabila seluruh Israel mendengar, bahwa engkau telah membuat dirimu
dibenci oleh ayahmu, maka segala orang yang menyertai engkau, akan dikuatkan
hatinya." Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu
Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel. (II
Samuel 16:21-22)
Orgy (pesta seks)
yang diperlihatkan oleh Absalom di depan mata massa termasuk ketampanan dan
kejantanannya: “Di seluruh Israel tidak ada yang begitu banyak dipuji
kecantikannya seperti Absalom. Dari telapak kakinya sampai ujung kepalanya
tidak ada cacat padanya. Apabila ia mencukur rambutnya -- pada akhir tiap-tiap
tahun ia mencukurnya karena menjadi terlalu berat baginya -- maka ditimbangnya
rambutnya itu, dua ratus syikal beratnya, menurut batu timbangan raja. (2
Samuel 14:25-26). Dan incest dengan 10 gundik ayahnya hanyalah sebagian kecil
yang dituangkan oleh Bible. Hanya karena perbuatan dan kekejian, Bible pusing setinggi
penggunaan peristiwa itu sebagai ukuran.
Kemungkinan
incest juga terjadi ketika “….Raja Daud telah tua dan lanjut umurnya, dan
biarpun ia diselimuti, badannya tetap dingin. Lalu para pegawainya berkata
kepadanya: "Hendaklah dicari bagi tuanku raja seorang perawan yang muda,
untuk melayani dan merawat raja; biarlah ia berbaring di pangkuanmu, sehingga
badan tuanku raja menjadi panas." Maka di seluruh daerah Israel dicarilah
seorang gadis yang cantik, dan didapatlah Abisag, gadis Sunem, lalu dibawa kepada
raja. Gadis itu amat cantik, dan ia menjadi perawat raja dan melayani dia,
tetapi raja tidak bersetubuh dengan dia. (1Raja-raja 1:1-4). Kemudian anak ahli
waris Daud, Adoniah, meminta kepada ibu tirinya, Betsyeba, untuk mendekati adik
tirinya, raja Salomo, (Sulaiman) untuk memberikan Abisag kepadanya. Adonia
meminta “Bicarakanlah kiranya dengan raja Salomo, sebab ia tidak akan menolak
permintaanmu, supaya Abisag, gadis Sunem itu, diberikannya kepadaku menjadi
isteriku." (I Raja-raja 2:17-22). Solomon menafsirkan permintaan ini
sebagai ancaman bagi tahtanya dan dia memerintah membunuh Adoniah.
Ini penting untuk
dimengerti bawa setiap harem raja dianggap hak milik kerajaan, dan bisa
diberikan kepada raja berikutnya. Dalam kasus khusus ini, Salomo (Sulaiman)
mewarisi harem ayahnya, raja Daud. Sehingga Abisag, harem raja Daud, kemudian
Salomo, sekarang diminta oleh saudara tiri Salomo. Adoniah malang. Dia tidak
bisa hidup setelah hari itu, karena “….Lalu raja Salomo menyerahkan hal itu
kepada Benaya bin Yoyada; orang ini memancung Adoniah sehingga mati. (1
Raja-raja 2:25)
Benaya adalah algojo Salomo yang pada beberapa
kesempatan lain “ketika kabar itu sampai kepada Yoab -- memang Yoab telah
memihak kepada Adonia, sekalipun ia tidak memihak kepada Absalom -- maka
larilah Yoab ke kemah tuhan, lalu memegang tanduk-tanduk mezbah… Lalu Salomo
menyuruh Benaya bin Yoyada: "Pergilah, pancung dia."… Maka
berangkatlah Benaya bin Yoyada, lalu memancung dan membunuh Yoab, (1 Raja-raja
2:28-34). Kemudian raja Salomo membidik musuh lamanya, Simei. “raja memberi
perintah kepada Benaya bin Yoyada, lalu keluarlah Benaya, dipancungnya Simei
sehingga mati.” (1 Raja-raja 2:46)
Anak dan
pengganti Salomo, raja Rehabeam, menika paling tidak dengan 2 misannya dan satu
bibinya. “Rehabeam mengambil Mahalat, anak Yerimot bin Daud (misan) dan
Abihail binti Elhiab bin Isai (bibi), menjadi isterinya,… Sesudah
Mahalat ia mengambil Maakha, anak Absalom (misan), menjadi isterinya,
yang melahirkan baginya Abia, Atai, Ziza dan Selomit.” (2 Tawarikh 11:18-20)
Penikahan Imamat
Lembaga sangat
unik yang ditemukan dalam Bible adalah pernikahan Imam, bentuk incest yang
disahkan. Ia dibangun untuk meyakinkan bahwa kematian seorang suami tidak
membawa keterunannya berakhir. Laki-laki yang memiliki hubungan terdekat dengan
suami yang meninggal akan melanjutkan ikatan suami istri dengan jandanya. Ini
bisa dibaca “Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan
seorang daripada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka
janganlah isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan
keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia
menjadi isterinya dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar. Maka
anak sulung yang nanti dilahirkan perempuan itu haruslah dianggap sebagai anak
saudara yang sudah mati itu, supaya nama itu jangan terhapus dari antara orang
Israel.
Tetapi jika orang
itu tidak suka mengambil isteri saudaranya, maka haruslah isteri saudaranya itu
pergi ke pintu gerbang menghadap para tua-tua serta berkata: Iparku menolak
menegakkan nama saudaranya di antara orang Israel, ia tidak mau melakukan
kewajiban perkawinan ipar dengan aku….maka haruslah isteri saudaranya itu
datang kepadanya di hadapan para tua-tua, menanggalkan kasut orang itu dari
kakinya, meludahi mukanya sambil menyatakan: Beginilah harus dilakukan kepada
orang yang tidak mau membangun keturunan saudaranya. Dan di antara orang Israel
namanya haruslah disebut: Kaum yang kasutnya ditanggalkan orang." (Ulangan
25:5-10 ---- Kata Ibrani “chalats” diterjemahkan “lepas/tanggal” artinya disini
“menciptakan kekuatan”). Kata Ibrani “regel” diterjemahkan “kaki,” adalah kata
halus untuk “kemaluan pria,” kat Ibrani “naalah” diterjemahkan ‘kasut” artinya
“mengikat.”
Akibatnya, wanita
akan mengungkapkan di depan publik kemaluan laki-laki sebagai bentuk penghinaan.
Cerita sedih
tentang Onan merupakan cerita buruk pernikahan Imamat. Setelah Er suami Tamar
meninggal, saudaranya, Onan, harus melaksanakan ajaran Imamat. Meskipun “….Tetapi
Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap
kali ia menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya
ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya. Tetapi yang dilakukannya itu
adalah jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuh dia juga. (Kejadian 38:7-10)
Obyek kemarahan Tuhan bukan karena Onan membuang air maninya ke tanah, tetapi
keengganan Onan menjadi bapak anak melalui janda saudaranya. Meskipun ayat-ayat
Bible ini panjang lebar mengutuk mastrubasi (onani), ia tampaknya lebih
mendukung hukum Imamat.
Hukum Imamat pula yang menggiring Tamar bercumbu dengan
mertuanya, Yehuda, kemudian melahirkan anak bernama Syela.
Juga di seluruh
halaman kitab Ruth berputar tentang ajaran Imamat. Itulah alasan sebenarnya
mengapa dia tanpa malu mengejar sanak mertuanya, Boas --- untuk memenuhi hukum
Imamat. Disini dapat digaris bawahi bahwa semua konsep Bible tentang pernikahan
Imamat dapat dibaca pada kitab Ulangan 25:5-7 diatas, melanggar larangan incest
pada ayat yang berbunyi “Bila seorang laki-laki mengambil isteri saudaranya,
itu suatu kecemaran, karena ia melanggar hak saudaranya laki-laki, dan mereka
akan tidak beranak.” (Imamat 20:21).
0 komentar:
Posting Komentar