Masalah keinginan orang Yahudi membunuh Rasulullah saw telah
direncanakan sejak lama. Usaha itu dilakukan bahkan ketika beliau masih berada
dalam sulbi ayahnya, Abdullah dan saat berada dalam perut ibunya, Aminah.
Setelah beliau lahir, usaha membunuh beliau semakin menjadi-jadi.
Para dukun dan rabi Yahudi berusaha
keras membunuh Abdullah, ayah Nabi Muhammad saw. Salah satu tokoh mereka
mengatakan, “Siapkan makanan yang telah diberi racun yang sangat mematikan dan
kemudian makanan itu berikan kepada Abdul Mutthalib.” Orang-orang Yahudi
melakukan hal itu lewat para perempuan yang menutup wajahnya dengan kain.
Setelah makanan tersebut selesai dibuat, mereka membawanya kepada Abdul
Mutthalib.
Ketika sampai di rumah Abdul
Mutthalib, isterinya keluar dan menyambut mereka. Mereka berkata, “Kami masih
keturunan Abdi Manaf dan itu berarti masih famili jauh kalian.” Mereka lantas
memberikan makanan tersebut sebagai hadiah. Setelah mereka pergi, Abdul
Mutthalib berkata kepada keluarganya, “Kemarilah keluargaku, kita menyantap
bersama apa yang dibawakan oleh famili jauh kita.” Namun, saat mereka hendak
memakan hidangan yang dibawa itu, terdengar suara dari makanan tersebut,
“Kalian jangan memakan aku, karena aku telah diracuni oleh mereka.” Keluarga
Abdul Mutthalib tidak jadi makan dan kemudian berusaha mencari tahu siapa para
perempuan yang menghadiahi mereka hidangan itu. Namun selidik punya selidik
mereka tidak berhasil mengetahui identitas mereka. Ini adalah salah satu
tanda-tanda kenabian Rasulullah sebelum lahir.
Tidak berhasil, kembali sekelompok
rahib Yahudi dengan memakai pakaian pedagang Syam memasuki kota Mekkah. Mereka
sengaja datang ke sana untuk membunuh Abdullah, ayah Rasulullah saw. Sejak awal
mereka telah mempersiapkan pedang yang telah di olesi racun. Mereka dengan
sabar menanti kesempatan untuk melaksanakan rencana yang telah dibuat jauh-jauh
hari.
Suatu hari, Abdullah bin Abdul
Mutthalib keluar dari kota Mekkah untuk berburu. Orang-orang Yahudi melihat ini
sebagai sebuah kesempatan bagus untuk membunuh Abdullah. Di suatu tempat mereka
mengepung dan hendak membunuhnya. Namun lagi-lagi usaha mereka gagal, karena
tiba-tiba ada sekelompok Bani Hasyim yang kembali dari perjalanan melalui
tempat tersebut. Dan untuk kesekian kalinya Abdullah berhasil selamat dari niat
busuk orang-orang Yahudi. Sempat terjadi bentrok antara orang-orang Yahudi dan
Bani Hasyim yang berujung pada sejumlah pendeta Yahudi tewas dan sebagian
lainnya ditawan dan dibawa kembali ke Madinah.
Abdullah, ayah Rasulullah saw
meninggal secara misterius. Sebagian ada yang meriwayatkan beliau meninggal
pada umur 17 tahun sementara lainnya menyebutkan 25 tahun.
Kazruni dalam bukunya al-Muntaqi menulis:
“Abdullah Mutthalib lahir tepat 24
tahun sejak masa pemerintahan Anushirvan, Raja Kisra. Ketika berumur 17 tahun,
beliau menikah dengan Aminah. Ketika Aminah hamil Rasulullah saw, Abdullah meninggal
dunia di Madinah. Semua orang menuduh penyebab kematian Abdullah adalah
orang-orang Yahudi. Mereka meracuni Abdullah. Karena ketika di Mekkah mereka
berkali-kali berusaha membunuh Abdullah namun tidak sempat karena ada kendala.
Bagaimana bila Abdullah ke Madinah yang di sana hidup banyak orang Yahudi?
Tentunya, tujuan asli adalah
Rasulullah saw, namun ayahnya, Abdullah yang menjadi korban.
Sumber: Allamah Majlisi, Bihar
al-Anwar, cetakan baru, jilid 49 dan 15
dari sejarah di atas dapat kita
tarik sebuah Hikmah bahwa Bangsa Yahudi sudah sejak lama tahu kebenaran, tahu
akan lahirnya Nabi akhir Zaman. sampai sedetail mungkin, tahu dari mana Nabi
terakhir akan lahir. namun kekafiran mereka, mereka bersusah payah untuk
mencegah lahirnya Nabi Akhir Zaman, yakni Nabi Muhammad dengan mencoba membunuh
Abdul Muthalib (Kakek Nabi) dan ayah Nabi (Abdullah).