Oleh: Masyhud SM.
1. Latar
belakang
Kronologi
berdirinya Ahmadiyah mirip dengan lahirnya Al-Qiyadah yang didirikan oleh Ahmad
Moshaddeq. Enam tahun silam, dalam penggerebegan terhadap pendeta Edi Sapto,
pendiri Sekolah Tinggi Teologi (STT) Dian Kaki Emas di Bekasi yang menyekap
sekitar 72 pemuda muslim Gorontalo, tim FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan)
menemukan dokumen bahwa Ahmad Mushaddeq termasuk orang yang dibina oleh STT
tersebut dan STT Apostolos Jakarta yang didirikan oleh pendeta Prof. Dr. Yusuf
Roni.
Dalam
buku tulisannya sendiri “Almasih Almau’ud dan Rohul Kudus dalam Perspektif
Taurat, Injil dan Al-Qur’an” dan “Menyingkap Tabir Pemisahan Yesus
Kristus dari Sejarah,” Ahmad Mushaddeq menyatakan bahwa setelah berpuasa 40
hari 40 malam, dia mendapat-kan wahyu dari Allah di gua gunung Bunder Bogor,
kemudian mengkonfirmasikannya kepada seorang ahli kitab (pakar Kristologi) yang
menggagas Islam hanif.
Yang
dimaksud seorang Ahli kitab pakar Kristologi itu sudah dikenal lama oleh
tim FAKTA, yaitu pendeta Kristen Advent yang bernama Dr. Robert Walean,
pendiri Last Events Duty Institute Jakarta (baca tempo, 3 Juli 2005).
Tim FAKTA juga memiliki rekaman yang pernah ditunjukkan ke MUI pusat untuk
membuktikan bahwa Robert Walean terlibat dalam kegiatan Al-Qiyadah. Dari
sinilah kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa Al-Qiyadah adalah hasil
konspirasi Kristen.
Adapun
latar belakang berdirinya Ahmadiyah antara lain:
a.
Kekalahan para misionaris Kristen di India
Syeikh Muhammad Rahmatullah bin Khalil ar-Rahman
al-Kairani, lahir di desa Kairana Propinsi Muzhaffar Najar dekat New Delhi
1818, menantang kesombongan para misionaris Kristen yang menuntut agar kaum
muslim membuang agamanya dan menyatakan bahwa para ulama Islam tidak akan mampu
membantah mereka. Rahmatullah mengajak Debat terbuka kepada para misionaris
penulis buku Mizan al-Haq yang dipimpin pendeta C.C.P Fonder.
Perdebatan terakhir pada akhir bulan Rajab 1270 hijriah atau April 1854 masehi
yang dihadiri sekitar seribu orang, berakhir dengan pengakuan Fonder dan
rekan-rekannya bahwa Alkitab (Bible – kitab suci Kristen) mengalami distorsi
dan memiliki 40.000 kontradiksi ayat-ayatnya.
b. Penjajah Inggris
kesulitan menghadapi perlawanan Muslim India
Dari
kekalahan dalam perdebatan ini, dan sulitnya mengkristenkan muslim, juga
kerasnya perlawanan muslim India terhadap penjajah Inggris, lahirlah konspirasi
mengacau-kan agama Islam dengan memilih Ghulam Ahmad sebagai Nabi baru yang
mendirikan Ahmadiyah pada 23 Maret 1889. Gerakan ini dipakai menghancurkan
aqidah Islam bahwa Nabi Muhammad saw. adalah nabi akhir dan Al-Qur’an juga
bukan firman Allah yang terakhir. Pandangan Muslim India akhirnya terfokus pada
masalah Ahmadiyah, dan upaya melawan penjajah Inggris terabaikan.
Ensiklopedi
Britannica
pada entri Ghulam Ahmad dan Ahmadiah menyebutkan, “Ghulam Ahmad claimed not
only that he was the mahdi (a promised Muslim “saviour”) and a reappearance
(burūz) of the Prophet Muḥammad but
also that he was Jesus Christ and the Hindu god Krishna returned to Earth.”[1] (Ghulam Ahmad menyatakan sebagai Nabi setelah
Muhammad saw., reinkarnasi nabi Isa Almasih dan wujud baru Krisna anak dewa
Wisnu).
ِEnsiklopedia
ini menyebutkan, Ahmadiyah juga menyatakan bahwa jihad melawan orang kafir
bukanlah dengan kekerasan (peperangan) melainkan dengan kedamaian. “jihād
“by the sword” had been abrogated and replaced with jihād “of the pen (jihad "oleh pedang" telah dibatalkan dan
diganti jihad dengan "pena”)
Selanjutnya,
Britannica menyebutkan bahwa “While he made an attempt to copy the
centralized missionary organizations and schools of the Christians, he had
little interest in reconciling Christian and Muslim religious doctrine and
evidently wanted only to be more effective in his struggle to supplant Western
influences.[2]”
(Meskipun ia (Ghulam Ahmad) mencoba untuk meniru organisasi
misionaris yang dipusatkan dan sekolah Kristen, ia mempunyai kecenderungan
memadukan ajaran Kristen dan Islam, dan dengan jelas ia hanya ingin lebih
efektif dalam perjuangannya untuk menggantikan pengaruh Barat).
2. Mirza Ghulam Ahmad Mengaku Nabi
sesudah nabi Muhammad saw.
Pengakuan
ini berdasarkan penyelewengan penafsiran Al-Qur’an surat al-Ahzab : 40 yang
berbunyi:
"Muhammad itu
sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia
adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui
segala sesuatu."
(Q.S. 33 al-Ahzab 40)
Dalam pandangan
Ghulam Ahmad kalimat “khataman
nabiyyin”
pada ayat tersebut artinya bukan "penutup para nabi",
melainkan “al-Muhru an-nabiyyin ” (cincin para nabi)
atau “afdhalu an-nabiyyin” (yang termulia dari nabi-nabi). Karena
Rasulullah telah menyatakan diri sebagai “as-sayyid” (yang dipertuan)
manusia:
عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ إِنِّي َلأََوَّلُ النَّاسِ تَنْشَقُّ اْلأََرْضُ عَنْ جُمْجُمَتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ وَأُعْطَى لِوَاءَ الْحَمْدِ وَلاَ فَخْرَ وَأَنَا
سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ولاَ فَخْرَ…..
Dari Anas bin Malik ra., Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya
saya adalah orang pertama yang dibangkitkan oleh Allah dari liang lahat besuk
di hari kiamat dan saya tidak sombong. Saya diberi lambang pujian dan saya
tidak sombong. Saya yang dipertuan dari segenap anak cucu Adam besuk di hari
kiamat dan saya tidak sombong. Saya orang pertama yang masuk kedalam surga dan
saya tidak sombong..... HR. Darimi ( Mukaddimah: 52), Turmudzi (Manaqib:
3543), Ahmad (Baqi Musnad Muktsirin: 12013)
Khatam dalam arti “yang paling mulia” atau “utama”
dapat ditemukan dalam riwayat yang berbunyi:
اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
قَالَ لِعَلِىٍّ: أَنَا خَاتَمُ الأَنْبِيَاءِ وَ أَنْتَ يَا عَلِى خَاتَمُ
الأَوْلِيَاءِ
"Rasulullah saw. Berkata kepada Ali: “Saya adalah
al-khatam untuk para Nabi, sedangkan kamu adalah al-khatam untuk para wali”[3]
Pengertian
al-khatam di atas adalah keutamaan, artinya: Muhammad adalah Rasul yang
paling utama di antara para Rasul sedangkan Ali adalah paling utama di antara
para wali. Bukan berarti Muhammmad penutup para Rasul dan Ali penutup para
wali.
Jika kata "khatamun nabiyyin" pada surat al-Ahzab : 40
diartikan "penutup para nabi", maka yang ditutup itu adalah
nabi Allah yang membawa syariat. Nabi yang tidak membawa syariat tidak ditutup
oleh Nabi Muhammad saw., sehingga masih terbuka lahirnya nabi baru setelah
beliau. Diantara nabi baru setelah Rasulullah saw. adalah Mirza Ghulam Ahmad.
3. Mirza
Ghulam Ahmad mengaku reinkarnasi Nabi Isa al-Masih
Dalam pandangan Mirza Ghulam Ahmad, nabi Isa ditangkap
dan disalib tetapi tidak sampai mati, hanya pura-pura mati. Setelah itu pergi
ke India dan meninggal pada
usia 120 tahun, di makamkan di Mahallah Srinagar Kasymir India. Mirza Ghulam Ahmad mengaku
lahir sebagai reinkarnasi (titisan) Nabi Isa as. Yang kedatangannya telah
diberitakan oleh Rasulullah saw.:
عَنْ
ابْنِ الْمُسَيَّبِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا
مُقْسِطًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ
وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ
"Dari Abu Hurairah,
Rasulullah saw. bersabda: "Demi diriku yang berada dalam kekuasaanNya,
sungguh Isa Almasih putera Maryam turun di kalangan kamu sebgai hakim yang
adil, mematahkan salib, membunuhi babi, menghentikan pajak, dan melimpahkan
harta sehingga tidak satu pun orang yang mau menerima zakat." (H.R. Bukhari 2070, 3192; Muslim 220-221; Turmuzi
2159; Abu Daud 3766; Ibnu Majah 4068; Ahmad 6971, 7354, 7562)
BANTAHAN
1. Jangan sembarangan menafsirkan Al-Qur'an
Perlu diingat, dalam menafsirkan
Al-Qur'an hendaklah kita mengingat peringatan Rasulullah saw. yang berbunyi:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ
مِنْ النَّارِ قَالَ
أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
"Dari
Ibnu Abbas, Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa yang berkata
(menafsirkan) Al-Qur'an tanpa ilmu, maka sediakanlah tempat duduknya di
neraka." (H.R. Turmuzi no. 2874; Ahmad no. 1965, 2303)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اتَّقُوا الْحَدِيثَ عَنِّي إِلاَّ مَا عَلِمْتُمْ
فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
وَمَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
قَالَ
أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
"Dari Ibnu Abbas, Rasulullah
saw. bersabda: "Jagalah dirimu dari hadis (yang mengatasnamakan) aku,
kecuali betul-betul kamu ketahui (bahwa hadis itu dari aku). Barang siapa
sengaja berdusta atas namaku, maka
sediakanlah tempat duduknya di neraka. Dan siapa yang menafsirkan Al-Qur'an
dengan pikirannya (menurut pendapatnya sendiri), maka sediakanlah tempat
duduknya di neraka." (H.R. Turmuzi no. 2875)
2. Tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw.
Rasulullah sudah menyatakan bahwa setelah dia tidak ada nabi lagi:
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ فُرَاتٍ الْقَزَّازِ
قَالَ سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ قَالَ قَاعَدْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ خَمْسَ سِنِينَ
فَسَمِعْتُهُ يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الأََنْبِيَاءُُ
كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي
وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا
بِبَيْعَةِ الأََوَّلِ فَالأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ
سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ
(بخاري)
Dari Abu
Hurairah ra. Nabi saw. Bersabda: “Dulu Bani Israil selalu diiringi oleh
Nabi-nabi, setiap nabi wafat diganti oleh nabi berikutnya. Dan sesungguhnya
tidak ada nabi sesudah aku, yang ada hanya para khalifah. Mereka (para sahabat)
bertanya: “apa perintahmu untuk kami semua?” Nabi menjawab: Tepatilah dengan
berbaiat secara berurutan mulai dari khalifah pertama, dan berikanlah hak-hak
mereka. Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban terhadap
kepemimpinannya.” (H.S. Bukhari no. 3196; Muslim 3429; Ibnu Majah 2862; Ahmad
7619)
عَنْ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ
الرِّسَالَةَ وَالنُّبُوَّةَ قَدْ انْقَطَعَتْ فَلاَ رَسُولَ بَعْدِي وَلاَ
نَبِيَّ قَالَ فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ لَكِنْ الْمُبَشِّرَاتُ
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْمُبَشِّرَاتُ قَالَ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ
وَهِيَ جُزْءٌ مِنْ أَجْزَاءِ النُّبُوَّةِ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ وَحُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَأُمِّ كُرْزٍ وَأَبِي
أَسِيدٍ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ
حَدِيثِ الْمُخْتَارِ بْنِ فُلْفُلٍ
Dari Anas bin Malik, Rasulullah
saw. Bersabda: “Sesungguhnya kerasulan dan kenabian benar-benar telah terputus
(terhenti). Oleh karena itu tidak ada lagi rasul maupun nabi sesudahku.” Anas berkata:
“Ini yang membuat orang-orang merasa susah.” Lalu beliau bersabda: “Tetapi
masih ada mubasysyirat.” Mereka (sahabat) bertanya: “Apa mubasysyirat itu?”
Beliau bersabda: “ Mimpi seorang muslim, dan mimpi tersebut merupakan salah
satu bagian dari kenabian.” (H.R. Turmudzi 2198; Bukhari 6468; Muslim 4201;
Ibnu Majah 3883)
عَنْ الطُّفَيْلِ
بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلِي فِي النَّبِيِّينَ كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى دَارًا
فَأَحْسَنَهَا وَأَكْمَلَهَا وَأَجْمَلَهَا وَتَرَكَ مِنْهَا مَوْضِعَ لَبِنَةٍ
فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِالْبِنَاءِ وَيَعْجَبُونَ مِنْهُ وَيَقُولُونَ
لَوْ تَمَّ مَوْضِعُ تِلْكَ اللَّبِنَةِ وَأَنَا فِي النَّبِيِّينَ مَوْضِعُ
تِلْكَ اللَّبِنَةِ وَبِهَذَا الأِِسْنَادِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ كُنْتُ إِمَامَ
النَّبِيِّينَ وَخَطِيبَهُمْ وَصَاحِبَ شَفَاعَتِهِمْ غَيْرُ فَخْرٍ قَالَ أَبُو
عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ (الترميذي فى كتاب مناقب
عن رسول الله)
“Perumpamaan aku dengan para nabi yang lain
bagaikan seorang laki-laki yang membangun sebuah rumah, kemudian rumah itu ia
perindah dan ia sempurnakan. Namun pada bangunan itu, ia meninggalkan sebuah
tempat kosong (lubang tembok) untuk sebuah batu bata merah yang tidak ia
letakkan. Lalu orang dating mengelilingi bangunan itu sambil merasa kagum
terhadapnya, dan berkata “seandainya lubang itu disempurnakan dengan sebuah
batu”. Maka dibandingkan dengan para nabi lainnya, aku inilah batu yang
menyempurnakan tempat yang kosong itu.” (H.R.
Turmudzi 3546, 2789; Bukhari 3270; Muslim 4240; Ahmad 14358)
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ …. وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ
ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لاَ
نَبِيَّ بَعْدِي وَلاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ قَالَ
ابْنُ عِيسَى ظَاهِرِينَ ثُمَّ اتَّفَقَا لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى
يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
Dari Tsauban ra., Nabi saw. bersabda: “ ...
Sesungguhnya akan lahir di kalangan umatku tiga puluh orang pendusta, semuanya
mengaku dirinya sebagai Nabi, padahal saya adalah penutup para Nabi dan tidak
ada lagi Nabi baru setelah saya. Namun sebagian umatku masih ada yang bertahan
dengan kebenaran itu (dalam riwayat Muhammad bin Isa: Sebagian umatku tetap bertahan
dalam kemenangan), mereka tidak tergoyahkan oleh ulah orang-orang yang
menyelisihinya sampai datang hari kiamat. (H.R. Abu Daud no. 3710; Muslim no.
3544, 5144; Turmudzi no. 2102, 2155; Ibnu Majah no. 10, 3942; Ahmad 21359,
21369, 21415; Darimi no. 211)
عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى تَبُوكَ وَاسْتَخْلَفَ
عَلِيًّا فَقَالَ أَتُخَلِّفُنِي فِي الصِّبْيَانِ وَالنِّسَاءِ قَالَ أَلاَ
تَرْضَى أَنْ تَكُونَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى إِلاَّ أَنَّهُ
لَيْسَ نَبِيٌّ بَعْدِي وَقَالَ أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْحَكَمِ
سَمِعْتُا مُصْعَبًا
Sa’ad bin Abu Waqqas ra. berkata: Ketika Nabi saw.
keluar menuju perang Tabuk, beliau mempercayakan Ali untuk menjadi khalifah (di
Madinah). Ali berkata: Apakah tuan meninggalkan saya bersama anak-anak dan para
wanita (yang tidak ikut perang?). Nabi saw. bersabda: Apakah kamu tidak rela
bilamana saya samakan dengan Harun terhadap Musa? Hanya saja tidak ada lagi
Nabi baru setelah saya.
HR. Bukhari (Maghazi: 4064) (Manaqib: 3430), Muslim
(Fadhail al-Shahabah: 4418, 4419, 4420, 4421), Turmudzi (Manaqib: 3658, 3664),
Ibnu Majah (Mukaddimah: 112, 118), Ahmad (Musnad Asyrah al-Mubassyarin bi
al-Jannah: 1384, 1408, 1423, 1427, 1450, 1465, 1498, 1514, 1522) dengan
berbagai sistem sanad dari Sa’ad bin Abu Waqqas dari Nabi saw.
Hadis ini dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada Nabi
baru setelah Muhammad saw. Keberadaan Ali dalam hal ini adalah sama dengan
Harun as. Sebab ketika Nabi saw. meninggalkan Ali pada waktu terjadi perang
Tabuk , ia dinobatkan sebagai khalifah bagi Nabi untuk kawasan Madinah rasanya
Ali ingin tetap mendampingi Nabi saw. dalam peperangan, maka Nabi saw.
bersabda: Saya tinggalkan kamu bukan untuk mengurangi martabatmu sedikitpun ,
melainkan kuangkat sebagai khalifah di Madinah sebagaimana Musa mengangkat
Harun menjadi khalifah bagi kaumnya ketika ia berhilwat ke gunur Thur untuk
menghadap Tuhan, maka kedua kasus ini adalah sama, sisi perbedaannya Harun
mempunyai sifat kenabian, sedangkan pada Ali sudah terputus kenabian. Dalam
riwayat lain dipertegas “Tidak ada lagi kenabian setelah saya” HR. Muslim.
3. Mirza
Ghulam Ahmad bukan reinkarnasi nabi Isa Al-Masih (Yesus)
a. Kesalahan kisah
kematian dan kebangkitan Yesus (Nabi Isa as) dalam Injil Kristen
Pada Matius 12:38-40, Yesus meramalkan kematiannya dan
dikubur di perut bumi selama tiga hari tiga malam, seperti halnya nabi
Yunus di perut ikan selama tiga tiga malam:
“Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang
Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari padamu.” Tetapi
jawabnya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu
tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
Sebab seperti Yunus
tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak
Manusia (Yesus) akan
tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Matius 12:38-40)
Tetapi Matius 27:57-58 dan 28:1-7 menceritakan bahwa Yesus
di dalam kubur hanya selama 2 hari 2 malam:
“Menjelang malam (Sabat atau Sabtu)
datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah
menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus
dan meminta mayat Yesus.” (Mat.
27:57-58)
Dalam tradisi Yahudi dan Islam yang disebut awal hari
sabtu adalah saat tenggelamnya matahari (Maghrib) di hari jum’at menurut
penanggalan masehi. Atau, awal hari sabtu dalam tradisi Yahudi dan Islam jatuh
pada hari jum’at sekitar pukul 17.30 menurut penanggalan masehi.
Matius 27:45-50 menceritakan Yesus mati sekitar jam
tiga pada hari Jum’at. Anggap saja proses penurunan mayat Yesus dari kayu
salib, memandikan dan mengkafaninya, kemudian membawanya ke kubur membutuhkan
waktu satu jam, berarti Yesus baru dikubur pada pukul 16.00 (jam 4 sore)
hari Jum’at. Dengan demikian Yesus saat berada di kubur hanya mendapatkan waktu
1,5 jam hari jum’at (16.00-17.30). Pukul 17.30 dan seterusnya adalah milik hari
Sabat atau sabtu. Lalu simaklah penjelasan Matius berikutnya:
“Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya
fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan
Maria yang lain, menengok kubur itu. ....... Ia telah bangkit dari antara orang
mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana
kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.” (Matius
28:1-7)
Menyingsingnya fajar pada hari Minggu pagi anggap saja
pada pukul 05.00. Berarti Yesus dikubur hanya 1,5 hari dua malam (Malam Sabtu
dan Malam Minggu). Jika kita mengikuti pernyataan Yesus dalam Matius 12:38-40,
seharus Yesus bersemayam di perut bumi dan menghabiskan waktu malam Jum’at,
malam Sabtu dan malam Minggu).
Perhitungan bahwa Yesus di kubur atau di perut bumi hanya
1,5 hari juga diakui oleh Lembaga Biblika Indonesia saat memberikan komentar
Injil Markus 16:1 yang berbunyi
“Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu
Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki
Yesus.” (Markus 16:1)
Lembaga Biblika Indonesia menjelaskan:
“ayat 1 ‘meminyaki Yesus’ Persiapan oleh perempuan-perempuan
seperti yang diceritakan Markus (dan Lukas yang menuruti Markus) itu kurang
masuk akal daripada maksud perempuan-perempuan untuk ‘menengok kubur Yesus’,
seperti dikatakan Mat 28:1 dan diandaikan Yoh 20:1. Lepas dari penjaga-penjaga
yang menurut Matius ditempatkan pada kubur Yesus, kurang masuk akal bahwa orang
mau meminyaki mayat yang sudah satu setengah hari di kubur...”[4]
Sekarang manakah yang benar, Yesus di kubur selama tiga
hari tiga malam (Matius 12:38-40)? Ataukah menikmati hari di kubur hanya
selama 1,5 hari 2 malam (Matius 27:57-58 dan 28:1-7)?
Sedangkan cerita kebangkitan Yesus dalam Markus 16:9-20
ayat-ayatnya baru ditambahkan kemudian oleh para penyalin Injil tersebut.
Pada Alkitab (Bibel) edisi Indonesia, Injil Markus berakhir
pada pasal 16 ayat 20. Begitu pula tafsir Alkitab Liberty Bible
Commentary karya tokoh Kristen radikal Amerika Serikat, Jerry Falwell, atau
Alkitab versi lainnya, Injil tersebut berakhir pada ayat yang sama.
Sedangkan The Holy Bible New International Version,
di bawah pasal 16 ayat 8 terdapat garis tegas yang memisah-kannya dari ayat
berikutnya (16:9-20). Di bawah garis tersebut terdapat peringatan yang
berbunyi:
“The
two most reliable early manuscripts do not have Mark 16:9-20.”[5]
(Dua manuskrip yang paling tua (codex Sinaiticus dan codex
Vaticanus) tidak memiliki Markus 16:9-20).
Revised Standard Version tahun 1955 membuang 12 ayat
(16:9-20) dan meletakkannya menjadi foot note (catatan kaki) bagi ayat 8.
Jay E. Adams dalam The Christian Counselor’s New
Testament, membuang habis 12 ayat tersebut. Setelah ayat 8, dia hanya
memberi nomor 9-20 dengan tanda footnote 1 yang berbunyi:
“These verses are ommited by the better MSS. An
alternative shorter ending is found in some.”[6]
(Ayat-ayat ini (16:9-20) tidak ada pada manuskrip-manuskrip
terbaik. Penutup lebih pendek seperti ini (hanya berakhir pada 16:8) bisa
ditemukan pada beberapa versi lainnya).
The Five Gospels, The search for the Authentic Words of
Jesus yang ditulis oleh Robert W. Funk, Roy W. Hoover dan The Jesus Seminar
sama sekali tidak memuat Markus 16:9-20 dan tidak memberi komentar apa-apa.
b.
Kisah bohong: Yesus duduk sebelah kanan Allah di surga
“Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka,
terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.” (Markus
16:19)
Ayat ini tampak sekali kebohongannya! Siapa mengintip di
langit kalau Yesus duduk di sebelah kanan Allah? Di samping itu, hampir seluruh
pakar Alkitab (kitab suci Kristen) menyatakan bahwa ayat-ayat Injil Markus
mulai pasal 16 ayat 9 sampai ayat 20 hanyalah tambahan sebagaimana yang telah
kami paparkan diatas. Berarti Markus 16:19 termasuk ayat tambahan yang pada
naskah aslinya tidak tertulis.
c. Ramalan
Bohong Injil Lukas
Begitu pula ramalan Yesus yang tercatat dalam Lukas
24:44-46 yang katanya kematian dan kebangkitannya sudah tertulis dalam kitab
Taurat Musa, kitab Nabi-nabi dan Mazmur:
44. Ia (Yesus pen.) berkata kepada mereka: “Inilah
perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama
dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku
dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.”
45. Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka
mengerti Kitab Suci.
46.
Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias
harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.”
Kalimat: “Mesias harus menderita ......... ketiga”
pada ayat 46 ini menurut ayat 44 telah tertulis dalam kitab Taurat, kitab
Nabi-nabi dan Mazmur. Menurut ayat 45, bagi yang tidak tahu berarti belum
mengerti Alkitab. Ternyata semua pakar Alkitab tidak mengetahui dimana letak
bunyi ayat tersebut pada Taurat Musa, kitab Nabi-nabi dan Mazmur. Pihak Kristen berapologi bahwa konsep Mesias
yang menderita memang ditemukan dalam Perjanjian Lama, tetapi bukan dalam
bentuk teks seperti yang tertulis dalam Lukas 24:46, melainkan dalam bentuk
pengertian atau makna saja yang tersebar dalam kitab Perjanjian Lama: Taurat,
Nabi-nabi dan Mazmur.
Tampaknya pastur dan pendeta kurang cerdik untuk
membelanya, sebab mereka tidak membandingkan dengan ayat-ayat Injil lainnya
yang ternyata bunyi atau teks ayatnya bisa ditemukan pada kitab Perjanjian Lama.
d. Penangkapan dan
pembunuhan Nabi Isa al-Masih dalam pandangan Islam
Para ahli tafsir Alqur' an sepakat
bahwa orang-orang Yahudi dan Romawi gagal menangkap Yesus, apalagi menyalib
maupun membunuhnya dengan jalan apa pun juga. Nabi Isa dapat selamat karena
diangkat oleh Allah
dan diletakkan di tempat yang terhormat. Tetapi mengenai tehnis penyelamatannya,
Para mufassirin berbeda pendapat terutama
masalah siapa yang
diserupakan dengan wajah Nabi Isa itu dan sang Nabi ini pergi:
1. Syaikh Thanthawi Jauhari dalam Tafsirnya menerangkan, bahwa yang
ditangkap itu adalah Yudas
Iskariot.[7] Begitu pula pendapat Sayid Qutub.[8]
2. Syaikh Muhammad Abduh condong pada
pendapat di atas dengan mengatakan, memang Yudas
mirip wajah Isa Almasih, seperti George Sale dalam terjemah Al-Qur'annya dalam bahasa Inggris.[9]
3.
Asy-Syaukani hanya mengatakan, yang
ditangkap dan disalib itu ialah orang yang serupa dengan Nabi Isa, dengan
tidak menyebut namanya.[10]
4. Syaikh Ahmad Musthafa Al-Maraghi menenerangkan: "Terjadilah keserupaan pada mereka dan mereka
menduga telah menyalib Isa, padahal orang lain.
Maka keluarlah beliau (Isa) dari
kepungan mereka itu, sedangkan mereka tidak mengetahui.
Dan Allah menyelamatkan
Isa dari musuh-musuhnya. Dan
kita tahu bahwa sesungguhnya
tentara Romawi itu tidak mengenal Nabi Isa.[11]
5. Az-Zamakhsari menerangkan, yang
ditangkap dan
yang disalib itu adalah seorang yang
mengkhianati Nabi Isa, yang wajahnya diserupakan seperti beliau. Sehingga tentara Romawi
mengira bahwa orang itu adalah Nabi Isa.
Penafsir ini
menerangkan arti "syubbiha lahum" ialah `khuyyilah ilaihi" (dikhayalkan kepadanya), maka artinya
ialah: Terjadilah keserupaan kepada
mereka ".[12]
6. Ibnu Katsir mengisahkan penangkapan itu dengan
beberapa hadis antara lain:
a. Hadis ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas: "Mereka
mengambil pemuda yang
persis Almasih yang mereka kira Almasih sendiri, padahal dia naik ke langit."
b. Hadis
An-Nasa' i meriwayatkan: "Yang ditangkap
itu seorang murid yang
paling muda umurnya."
c. Ibnu Jarir mengatakan, Allah mengubah wajah murid
Nabi Isa (Yesus) serupa dengan beliau. Maka
murid itu maju mengganti gurunya yang dijanjikan sorga baginya, dan dialah yang ditangkap dan disalib itu.
d. Mirza Ghulam
Ahmad bukan Nabi Isa al-Mau'ud (yang dijanjikan)
Menurut Ahmadiyah, Yesus tidak mati disalib dan tidak
terangkat ke langit, tetapi mati secara wajar dan dikubur di Mohallah Khanyar
Srinagar Kasymir India.
"Dan Karena
Ucapan mereka: "Sesungguhnya kami Telah membunuh Al Masih, Isa putra
Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa
bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah Telah mengangkat Isa
kepada-Nya[379]. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada
seorangpun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum
kematiannya[380]. dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka."
(Q.s. an-Nisa' : 157-159)
Menurut
Mirza Gulam Ahmad, kata "wama shalabuhu" pengertiannya adalah
"mereka tidak menyalibnya sampai mati." Memang Nabi Isa ditangkap dan
disalib, tetapi dia tidak mati, melainkan pingsan karena diminumi racun oleh
murid-muridnya, dan dibawa ke kuburan lalu diberi obat penawar racunnya.
Kemudian Yesus pergi kearah timur untuk menyampaikan ajarannya kepada suku-suku
bangsa Israel yang tinggal di sebelah timur Yerusalem. Akhirnya beliau tinggal
di Kasymir India hingga wafat pada usia 120 tahun, dikubur di Mohallah Khanyar
Srinagar Kasymir India.
Mirza
Ghulam Ahmad lahir tahun 1839, mendirikan Ahmadiyah tahun 1889, dan mati
tanggal 26 Mei 1908. Pada tahun 1891 di Qadian, Mirza Ghulam Ahmad disamping
mengaku nabi juga menyatakan diri sebagai reinkarnasi (titisan) Nabi Isa Al-Masih
Al-Mau'ud.
c. Kondisi dunia setelah Nabi Isa datang yang kedua
kali
Rasulullah saw. telah memberi patokan kondisi dunia
setelah kedatangan Nabi Isa Almasih. Sebagaimana sabda beliau:
عَنْ
ابْنِ الْمُسَيَّبِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا
مُقْسِطًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ
وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ
"Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda:
"Demi diriku yang berada dalam kekuasaanNya, sungguh Isa Almasih putera
Maryam turun di kalangan kamu sebagai hakim yang adil, mematahkan salib, membunuhi
babi, menghentikan pajak, dan melimpahkan harta sehingga tidak satu pun orang
yang mau menerima zakat." (H.R.
Bukhari 2070, 3192; Muslim 220-221; Turmuzi 2159; Abu Daud 3766; Ibnu
Majah 4068; Ahmad 6971, 7354, 7562)
Pada hadis ini Rasulullah Muhammad saw. memberi
patokan kondisi dunia dan fungsi kehadiran Nabi Isa as. Yaitu:
1.
Menjadi hakim yang adil: yakni menyatakan bahwa yang
benar itu Islam dan Kristen salah. Dan dia sendiri bukanlah Tuhan yang selama
ini disembah oleh pemeluk Kristen.
2.
Mematahkan salib. Berarti menghancurkan Kristen,
sehingga agama yang pemeluknya menyembah Yesus musnah.
3.
Tidak ada lagi orang makan babi, karena semuanya sudah
dimusnahkan.
4.
Tidak ada negeri, terutama negeri berpenduduk muslim,
yang memungut pajak.
5.
Harta benda melimpah ruah, sehingga tidak ada seorang
pun yang mau menerima pemberian harta atau zakat.
Rasulullah saw. juga bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ أَنْتُمْ
إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
"Dari abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda:
"Bagaimana kamu ketika Isa putera Maryam turun di tengah kamu dan sebagai
imammu yang berasal dari kalangan kamu." (H.R. Bukhari no. 3193; Muslim
no. 222-224)
Mirza Ghulam
Ahmad menyatakan diri sebagai Isa Al-Masih pada tahun1891, dan meninggal tahun
1908. Berarti dia yang mengaku nabi dan titisan Isa al-Mau'ud ini sudah
meninggal 100 tahun lalu, ternyata tidak mampu membuktikan dapat menghancurkan
salib atau memusnahkan Kristen. Dan
ternyata jutaan muslim hidup dalam kemiskinan yang masih dibebani pajak oleh
negaranya.
Berarti Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi palsu, yang
pernah umat Islam diingatkan oleh Rasulullah saw. agar berhati-hati terhadap
orang yang mengaku nabi:
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ …. وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ
كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لاَ نَبِيَّ
بَعْدِي وَلاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ قَالَ ابْنُ عِيسَى
ظَاهِرِينَ ثُمَّ اتَّفَقَا لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ
أَمْرُ اللَّهِ
Dari Tsauban ra., Nabi saw. bersabda: “ ...
Sesungguhnya akan lahir di kalangan umatku tiga puluh orang pendusta, semuanya
mengaku dirinya sebagai Nabi, padahal saya adalah penutup para Nabi dan tidak
ada lagi Nabi baru setelah saya. Namun sebagian umatku masih ada yang bertahan
dengan kebenaran itu (dalam riwayat Muhammad bin Isa: Sebagian umatku tetap
bertahan dalam kemenangan), mereka tidak tergoyahkan oleh ulah orang-orang yang
menyelisihinya sampai datang hari kiamat. (H.R. Abu Daud no. 3710; Muslim no.
3544, 5144; Turmudzi no. 2102, 2155; Ibnu Majah no. 10, 3942; Ahmad 21359,
21369, 21415; Darimi no. 211)
e. Kematian Mirza Ghulam Ahmad
Al-Ustadz Tsana-allah Al-Amrtasri, seorang ulama ternama dan
pembela kaum Muslimin di benua India, beberapa kali
melakukan perdebatan dengan Mirza Ghulam Ahmad, dan sang nabi palsu ini selalu
mengalami kekalahan. Pada tanggal 15 April tahun 1907 M Ghulam Ahmad mengeluarkan
edaran yang berbunyi:
“Bismillahirrahmanirrahim. Kita
memuji-Nya dan menyampaikan shalawat kepada Rasul-Nya yang
mulia. “Dan mereka menanyakan kepadamu, ‘Benarkah
(adzab yang dijanjikan) itu?’ Katakanlah, ‘Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu benar, dan akan menimpa Al-Ustadz
Tsana-allah. Semoga salam atas orang-orang yang mengikuti petunjuk. Sudah
lama dalam majalah anda Ahlu Hadits aku diberitakan sebagai orang yang berbohong
dan melakukan kefasikan…… orang terlaknat dan pendusta, dajjal, dan
pembuat kerusakan. Kemudian anda juga mempopulerkan diriku di seantero
dunia bahwa aku adalah orang yang suka
mengada-ada, pendusta, dan dajjal.
.... Maka aku mengundang, jika aku adalah
pendusta dan
suka mengada-ada dengan
cerita bohong, sebagaimana yang telah dituduhkan dalam majalah anda, maka aku akan mati semasa hidup anda. Karena aku tahu bahwa umur seorang
pendusta dan perusak itu
tidak akan panjang, tetapi akan mati karena kegagalan dalam
kehidupan yang
ditekan oleh para lawannya dengan berbagai kehinaan dan kerendahan.
Dengan kematiannya bermanfaat bagi para
hamba Allah
karena tidak akan menyesatkan mereka. Sebaliknya, jika aku
bukan pendusta dan bukan orang yang suka mengada-ada, tetapi aku adalah orang mulia dengan kesempatan berbicara dengan Allah
dan dialog dengan-Nya, dan aku menjadi Al-Masih
yang dijanjikan, maka aku berdo'a mudah-mudahan kamu semua tidak
akan selamat akibat dari
kedustaan anda sesuai dengan sunnatullah.
Maka aku umumkan bahwa anda dihukum mati oleh Allah di masa aku hidup dengan ditimpa
penyakit kusta (tha'un) atau
kolera.
Dan aku berdo'a
kepada Allah,
wahai Tuhanku Yang Maha
Melihat, Mahakuasa, Maha Mengetahui dan mengabarkan, Maha Mengetahui segala
rahasia dalam hati, jika aku seorang pendusta
dan
perusak menurut pandangan-Mu, dan aku telah mengada-ada
tentang Engkau malam dan
siang ya Allah, maka
hancurkanlah aku di masa kehidupan Ustadz Tsanaallah, gembirakanlah dia dan jama'ahnya
dengan kematianku. Amin. Dan ya Allah, jika aku adalah orang jujur, sedangkan
Tsana-allah berada dalam kebatilan dan pendusta
dengan segala tuduhannya yang dilontarkan
kepadaku, maka hancurkanlah dia wahai Tuhan
alam semesta di masa hidupku dengan
berbagai macam penyakit yang menghancurkan seperti kusta, kolera, dan lain sebagainya. Amin........
Akhirnya Al-Ustadz Tsana-allah Al-Amrtasri mengajak Ghulam Ahmad bermubahalah. Ternyata
Mirza Ghulam Ahmad ditimpa hukuman dari Allah dengan penyakin kolera, sehingga
dia berulang kali berak dan kencing di ranjang tidurnya. Dua hari kemudian dia
meninggal dunia di WC pada tanggal 26 Mei 1908 M. Tetapi menurut mantan mubaligh Ahmadiyah, Dr.
Hasan Auda, bahwa Mirza Ghulam Ahmad tidak bisa ke WC. Dia meninggal di tempat
tidur yang dikotori oleh berak dan kencingnya.... "maka tanyakan kepada
orang Ahmadiyah, maukah kamu mati seperti nabimu (Mirza Ghulam Ahmad)?"
[1] CD Encyclopaedia
Britannica 2008 ultimate edition, entri Ghulam Ahmad.
[2] CD Encyclopaedia
Britannica 2008 ultimate edition, entri Ahmadiah.
[3] Abdurrahman Qodyaniyah, Ahmadiyah Bagit Bey.
[4] Lembaga Biblika Indonesia, Kitab Suci Perjanjian Baru,
Percetakan Arnoldus Ende, 1978/1979, hal.130-131.
[5] New York International Bible Society, The
Holy Bible New International Version, Zondervan Bible Publishers, Grand
Rapids, Michigan USA, 1981, hal. 780.
[6] Jay E. Adams, The Christian
Counselor’s New Testament, Baker Book House, Grand Rapids, Michigan USA
1980, hal. 148.
0 komentar:
Posting Komentar