Berciuman sesama jenis ajaran Syi'ah yang sesat
Di antara bentuk kesesatan Syi’ah Rofidhoh adalah perbuatannya
yang mencela bahkan menghina ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dengan perkataan atau
perbuatan yang sangat keji dan munkar. Padahal ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha
merupakan Ummul Mukminin, istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
merupakan istri yang paling dicintainya. Lantas, apa saja kemuliaan yang
dimiliki ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha sehingga orang lain tidak berhak untuk
mencela atau menghinanya? Mari kita simak pembahasan berikut:
Menghujat 'Aisyah masuk neraka
Nama dan
keturunan
Nama beliau adalah ‘Aisyah
bintu Abi Bakr ‘Abdillah bin Abi Quhafah ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’b
bin Sa’d bin Taim bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay al-Qurasyiyyah at-Taimiyyah
al-Makkiyyah. (1 mukhtashor al kabir fi sirah rasul, maktabah syamilah) Ayahnya
adalah Abu Bakar Ash Shidiq, Amirul Mukminin yang mempunyai kemuliaan yang
agung dalam islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik
manusia setelah rasulullah adalah Abu Bakar”. (HR Ibnu Majah, dishohihkan
Albani dalam Shohih Ibnu Majah)
Dan ibunya adalah salah
satu seorang pemuka shahabiyah yaitu Ummu Ruman binti ‘Amir. Seorang Shahabiyah
yang mempersembahkan pengorbanan yang amat banyak bagi kemashalahatan agama
islam. (Sirah Shahabiyah Hal 131, Pustaka As-Sunnah)
Beliau lahir dalam masa
islam dan dilahirkan oleh orang tua yang mulia dan beriman kepada Allah.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Ketika aku mulai bisa mengenal orang tuaku
kudapati mereka telah memeluk islam. (Siyar A’lamin Nubala 2/139, Sirah
Shahabiyah Pustaka As-Sunnah)
Ulama Syi'ah mengkafirkan 'Aisyah ra
Celaan Syi’ah kepada
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha
Di antara bentuk makar
Syi’ah untuk menjatuhkan islam adalah dengan mencela dan menghina Ummul
Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Karena dengan mencelanya, hilanglah
seperempat syariat islam yang dibawanya, sebagaimana yang disebutkan oleh
Al-Hakim Abu Abdillah berkata, “Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha
seperempat syariat”.
Hal inilah yang coba
diupayakan oleh Syi’ah untuk menghancurkan islam, ketika seorang muslim tidak
memuliakan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, maka semua hadits yang
diriwayatkannya akan tertolak dan tidak akan dijadikan pedoman dalam syariat
islam.
Orang Syi'ah harus nonton video ini
Di
antara bentuk celaan syiah kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha
1. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mempunyai akhlak dan
perangai yang buruk
Hal ini tertulis di bukunya Ali bin Ibrahim Al Qummi di dalam
tafsirnya 2/192. Dalam buku itu disebutkan bahwa perangai istri nabi sangatlah
buruk dan tidak berakhlak.
2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal
dunia karena diracuni oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Di dalam Tafsirul Iyasy
1/200, karya Muhammad bin Mahmud bin
Iyasy disebutkan bahwa yang menyebabkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam meninggal adalah karena diracun oleh ‘Aisyah dan Hafshah.
3. Istri-istri nabi adalah para pelacur
Dinukilkan secara dusta di dalam kitab Ikhtiyar Ma’rifatur
Rijal karya At Thusi hal.
57-60 bahwa Abdullah bin Abbas pernah berkata kepada Aisyah, “Kamu tidak lain
hanyalah seorang pelacur dari sembilan pelacur yang ditinggalkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”
4. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah ibu dari syaithan
Dikatakan oleh Al Bayadhi di dalam kitabnya Ash Shirathal Mustaqim 3/135 dan 161, bahwa Aisyah
digelari Ummu Asy-Syurur (ibunya kejelekan) dan Ummu Asy-Syaithan (ibunya
syaithan). (Dikutip dari Bulletin Islam Al Ilmu Edisi 30/I/II/1425)
Lihatlah kedustaan kaum Syi’ah, bagaimana
keji dan kejamnya Syi’ah dalam mencela ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha yang
merupakan Ummul Mukminin, yang bahkan namanya disucikan oleh Allah dan
diabadikan dalam Al Qur’an.
Untuk membantah tuduhan-tuduhan tersebut, lihatlah bagaimana keutamaan-keutamaan dan kemuliaan ‘Aisyah di hadapan Allah dan Rasul-Nya.
Untuk membantah tuduhan-tuduhan tersebut, lihatlah bagaimana keutamaan-keutamaan dan kemuliaan ‘Aisyah di hadapan Allah dan Rasul-Nya.
10 Muharram dengan ritual mencambuk tubuh-tubuh mereka
dengan cambuk besi, hingga berdarah-darah.
KEDUDUKAN ‘AISYAH
DI HATI RASULULLAH
Diriwayatkan
dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
Aku berkata:
“Wahai Rasulullah, siapa yang paling engkau
cintai?”
Beliau balik bertanya:
“Kenapa engkau tanyakan itu?”
Jawabku:
“Agar aku mencintai orang yang engkau
cintai”.
Rasulullah berkata:
“’Aisyah”.
(lihat kitab Al Majma’ (15309), Sirah
Shahabiyah, Pustaka assunnah)
Diriwayatkan pula dari ‘Aisyah, Rasulullah berkata:
“Apakah engkau bersedia untuk menjadi istriku
di dunia dan akhirat?”
Jawabku: “Tentu bersedia”. Demi Allah.
Maka beliau bersabda:
“Engkau adalah istriku di dunia dan di
akhirat”.
(HR Al-hakim 4/10, sirah shahabiyah pustaka
assunnah)
Dalam hadits yang lain, Amr
bin Al-’Ash radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Siapakah orang yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab:
“’Aisyah” (HR Bukhori no 3462 dan HR Muslim no 6328, maktabah syamilah)
Lihatlah bagaimana
kedudukan dan keutamaan ‘Aisyah di hati Rasulullah, beliau adalah istri Rasulullah
di dunia dan di akhirat dan wanita yang sangat dicintainya.
Bukankah bentuk ketaatan
dan kecintaan kepada rasul adalah dengan mencintai apa yang Rasul cinta dan
membenci apa yang Rasul benci? Ketika Rasulullah sangat mencintai ‘Aisyah, maka
pantaskah kita membenci dan mencelanya?
Mencium tangan wanita kafir
Keutamaan dan
Kemuliaan ‘Aisyah
Banyak sekali keutamaan
yang dimiliki ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahkan Rasulullah menggambarkan
keutamaannya layaknya tsarid (bubur daging dan roti) yang merupakan makanan
paling utama dan kebanggaan bangsa arab.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang mulia dari kalangan laki-laki banyak,
namun yang mulia dari kalangan wanita hanyalah Maryam binti Imran dan Asiyah
istri Fir’aun, dan keutamaan ‘Aisyah atas semua wanita seperti keutamaan tsarid
atas segala makanan.” (HR. Bukhari (5/2067) dan Muslim (2431)
Tidak diajarkan dalam Islam kecuali ajaran Syi'ah
Di antara keutamaan ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha lainnya:
1. ‘Aisyah adalah
wanita satu-satunya yang dinikahi Rasulullah dalam keadaan masih gadis.
Aisyah mengatakan, “Aku
telah diberi sembilan perkara yang tidak diberikan kepada seorang pun setelah
Maryam. Jibril telah menunjukkan gambarku tatkala Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam diperintah untuk menikahiku, beliau menikahiku tatkala aku
masih gadis dan tidaklah beliau menikahi seorang gadis kecuali diriku, beliau
meninggal dunia sedang kepalanya berada dalam dekapanku serta beliau dikuburkan
di rumahku, para malaikat menaungi rumahku, Al-Quran turun sedang aku dan
beliau berada dalam satu selimut, aku adalah putri kekasih dan sahabat
terdekatnya, pembelaan kesucianku turun dari atas langit, aku dilhairkan dari
dua orang tua yang baik, aku dijanjikan dengna ampunan dan rezeki yang mulia.”
(Lihat al-Hujjah Fi Bayan Mahajjah (2/398)
2. Pernikahan
Rasulullah dengan ‘Aisyah berdasarkan wahyu Allah
“Engkau ditampakkan padaku
dalam mimpi selama tiga malam; seorang malaikat datang membawamu dengan
mengenakan pakaian sutra putih, lalu malaikat itu berkata, ‘Ini adalah
istrimu’, maka aku menyingkap wajahmu dan ternyata engkau, lalu kukatakan,
‘Seandainya mimpi ini datangnya dari Allah, pasti Dia akan menjalankannya’.”
(HR Bukhari no 3682 dan Muslim no 6436, Maktabah Syamilah)
3. Malaikat
Jibril menyampaikan salam untuk ‘Aisyah
Diriwayatkan dari Ibnu
Syihab, Abu Salamah berkata: “Sesungguhnya malaikat Jibril mengucapkam salam
kepadamu”. Aisyah berkata: Lalu aku menjawab: “wa’alaihissalam wa rahmatullah”.
(HR Bukhori 3045, HR Muslim 6454, maktabah syamilah)
4. Keberkahan
umat islam dengan sebab ‘Aisyah
Bahwasanya ‘Aisyah pernah meminjam
dari Asma’ sebuah kalung yang kemudian kalung tersebut hilang di dalam
perjalanan, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang
mencarinya sampai akhirnya masuk waktu sholat sementara mereka tidak ada air.
Lalu merekapun sholat, kemudian mereka mengadukan hal tersebut kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Allah pun menurunkan ayat
tentang tayammum, maka Usaid bin Hudhair berkata kepada ‘Aisyah, “Semoga Alloh
membalasmu dengan kebaikan, demi Allah tidaklah menimpamu sesuatu yang engkau
benci melainkan Allah menjadikan padanya kebaikan bagimu dan bagi kaum
muslimin.” (HR Bukhori no. 329, Maktabah Syamilah)
5. Wahyu turun
ketika Rasulullah bersama ‘Aisyah
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak pernah menurunkan wahyu
kepadaku ketika aku sedang berada di selimut salah seorang di antara kalian
selain ‘Aisyah. (HR Bukhori 3564, maktabah syamilah)
6. ‘Aisyah adalah
wanita yang disucikan namanya dari langit ketujuh dan diabadikan dalam Al-Qur’an
Inilah keutamaan terbesar
yang diberikan Allah untuk ‘Aisyah. Surat An-Nur ayat 11-26 merupakan ayat yang
turun berkenaan dengan berita dusta terhadapnya. Dengan turunnya ayat ini, maka
terbantahlah tuduhan-tuduhan keji dan dusta tersebut.
Allah telah mengisyaratkan
bahwa ‘Aisyah adalah wanita yang baik, wanita yang menjaga kesuciaannya dan
bagi pendusta adalah adzab yang pedih di dunia dan akhirat.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آَمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar
(berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang
beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah
mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui”. (QS. An Nur: 19)
إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita
yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di
dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar”. (QS. An Nur: 23)
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Wanita-wanita yang keji
adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).
(QS. An Nur: 26)
Ajaran Syi'ah berciuman dengan sesama jenis
Kesaksian para sahabat akan keutamaan dan
keilmuan‘Aisyah
Az-Zuhri berkata, “Kalau ilmu ‘Aisyah dibandingkan dengan ilmu seluruh perempuan, pasti ilmu ‘Aisyah lebih banyak”. Urwah bin Zubair berkata, “Aku tidak pernah melihat orang lebih mengerti tentang fikih, dunia pengobatan dan tentang syair daripada ‘Aisyah”. (Thabaqat Ibnu Sa’ad 7/39-56, Sirah Shahabiyah Pustaka As-Sunnah)
Abu Musa Al-Asy’ari berkata, “Setiap kali kami
para sahabat Rasulullah mendapat kesulitan tentang suatu hadits, kami selalu
bertanya kepada ‘Aisyah, maka kami akan mendapatkan pengetahuan darinya”. (HR
Tirmidzi 3883, Dia berkata: “Hadits hasan shahih gharib”)
Masruq pernah ditanya,
“Apakah ‘Aisyah pandai dalam ilmu waris? Dia menjawab: “Demi Allah, Aku melihat
para pemuka Sahabat Rasulullah bertanya kepada ‘Aisyah tentang ilmu waris”.
(Min Akhlaqil ‘Ulama, hal 61)
Penutup
Hal di atas adalah segelintir dari keutamaan yang dimiliki oleh ‘Aisyah untuk membantah Syi’ah. Masih banyak hal yang perlu kita ketahui dari pribadi ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, baik dalam segi akhlak, kezuhudan, kecerdasan, amal ibadah dan yang lainnya. Sehingga semakin sempitlah celah-celah untuk kedustaan padanya dan semakin besarlah kecintaan kita kepadanya.
Semoga dengan tulisan ini,
dapat memberi gambaran bagi kita akan kedudukan ‘Aisyah dalam islam, bagaimana
kemuliaannya, bagaimana keutamaannya dan memberi bantahan terhadap
tuduhan-tuduhan yang diberikan Syi’ah atasnya.
Penulis: Rian Permana
Artikel Muslim.Or.Id
Artikel Muslim.Or.Id
(Mohon izin dan mohon maaf karena ada sedikit
perbaikan kepada penulis untuk diposting diblog ‘meniti jalan ilahi’ semoga jadi amal ibadah
bagi penulis dunia dan akhirat)