Alan Henning sebelum disembelih oleh ISIS
Para
mujahidin yang menjadi sahabat Alan Henning minta agar ISIS membebaskan Alan,
karena ia hanya seorang pekerja kemanusiaan yang sedang membantu rakyat Suriah
dari penderitaannya akibat kezaliman rezim basyar al Assad. Termasuk kelompok
mujahidin Jabhah Nusrah pernah meminta pada kelompok ISIS agar membebaskan Alan
karena ia hanya petugas kemanusiaan menurut hukum Syariah Alan tidak boleh
dibunuh karena ia bukan musuh umat Islam justru sebaliknya ia sedang membantu
umat Islam. Tapi ISIS tidak peduli dengan semua alasan yang disampaikan oleh
umat Islam yang memberi jaminan keamanan untuk Alan Henning.
Video Muslim Inggris, wahai ISIS tolong bebaskan Alan Henning
Sabtu, 26 Zulqa'dah 1435 H / 20 September 2014 09:05
Mujahid asal Inggris minta agar ISIS bebaskan Alan
INGGRIS - Pada Rabu
(17/9/2014), Abu Salaam-seorang Muslim Inggris sesama relawan Suriah, sahabat
Alan-mengunggah video permohonan yang ditujukan kepada ISIS. Dalam video yang
berdurasi kurang dari 5 menit tersebut, Abu Salaam atau Akhi Majid
Freeman memohon pembebasan Alan yang telah mendapatkan Amaan (jaminan
keselamatan dan keamanan) dari kaum Muslimin.
Berikut pemaparan lengkap dalam video
permohonan tersebut. Semoga menjadi pembuka hati para pencinta kebenaran dan
menyejukan hati para penawan (ISIS) agar kembali membagi welas asih kepada
sesama manusia, sebagaimana diteladankan Rasulullah shalallahu ‘alayhi
wasallam. Insyaa Allah.
بسم الله الرحمن الرحيم
Saya membuat pernyataan ini mewakili muslim inggris dan
semua anggota konvoi kemanusiaan yang memberikan bantuan seperti, makanan,
selimut, parcel, obat-obatan dan ambulan untuk saudara-saudari juga anak-anak
di Suriah.
Tawananmu (ISIS) Alan Henning, berangkat bersama kami
beberapa kali ke Suriah. Dalam setiap kesempatan kami melindunginya di bawah
perhatian dan jaminan dari kami Muslimin. Konvoi kami tidak memasuki Suriah
dengan kecaman, tidak juga Alan. Ia merasa nyaman, rileks dan gembira bersama
kami. Ia yakin bahwa tidak ada sesuatupun yang dapat membahayakan dirinya juga
kami, selama ia di tempat Kaum Muslimin dan dalam penjagaan Kaum Muslimin.
Terutama karena misi kami adalah untuk membagikan bantuan kepada
saudara-saudari di Suriah.
Alan tergerak hatinya karena kondisi orang-orang Suriah
yang memprihatinkan, terutama kanak-kanak. Sehingga ia mendedikasikan seluruh
waktu luangnya untuk menghimpun dana, membangkitkan kesadaran masyarakat
tentang derita Suriah. Ia bahkan mencuci mobil-mobil sebagai cara menghimpun
dana. Ia membantu mengumpulkan bantuan dan memberi tahu masyarakat Inggris
tentang kejahatan kemanusiaan yang dilakukan rezim Assad di Suriah.
Pada Desember tahun lalu, ia melewatkan Natalnya dengan
keluarganya, demi membantu saudara-saudari kita di Suriah. Subhanallah, di kali
lain, kami kemalaman di jalan. Kemudian kami putuskan untuk menginap di hotel.
Namun Alan menolaknya. Ia mengatakan bahwa ia akan tidur di dalam mobil ambulan
saja, uang penginapannya bisa didonasikan untuk Suriah saja. Itulah [sedikit
gambaran] pria yang dapat merepresentasikan pribadi Alan.
Ia adalah seorang pecinta keluarga (family
man). Ia adalah orang yang baik. Seperti halnya Anda (ISIS) dan kami,
niatnya adalah ingin membantu meringankan penderitaan saudara-saudari kita di
Suriah. Maka tolong jangan ambil nyawanya, atas kejahatan pihak internasional
terhadap Suriah.
Alan bahkan menolak nasihat dari pemerintah Inggris untuk
mengurungkan niatnya membantu masyarakat Suriah. Ia yakin bahwa saudara-saudari
yang terbunuh dengan serangan udara di Suriah tidak bersalah. Pria baik ini,
menolak semua kejahatan rezim Assad. Ia tidak memiliki agenda politik
terselubung di balik misi kemanusiaanya. Ia juga idak berafiliasi dengan agenda
politik apapun.
Ia telah memperlihatkan sifat welas asih, perhatian, dan
cintanya kepada saudara-saudari kita di Suriah. Itulah bukti bahwa ia bukan
musuh Ummat Islam atau “Daulah Islam” (ISIS). Oleh karenanya, kami mohonkan
kepada Anda (ISIS) agar menunjukkan belas kasihan dan cinta kepada Alan,
sebagaimana ia memberikan hal yang sama kepada saudara-saudari Muslim Suriah.
Allah subhanahu wata’ala kini
telah memberikan “kuasa” kepada Anda (ISIS) untuk menyelamatkan nyawa pria tak
berdosa ini. Kami mohon kepada Anda/ISIS (Abu Salaam berhenti sejenak sambil
menghela nafas dalam-dalam menahan air mata) agar mengikuti jalur hukum
–mahkamah syar’iah- guna memastikan bahwa kasih sayang dan welas asih masih
Allah subhanahu wata’ala masih sisipkan di dalam hati para pengiman-Nya.
Kami menjamin keamanan dan
keselamatan Alan sebagaimana Muslim menjamin [ahli dimmah] dan meminta pemimpin
Anda (ISIS) untuk menghormati Amaan (jaminan
keselamatan) yang kami sampaikan. Dan tolong penuhilah janji kami kepada Alan.
Tolong tunjukanlah kepada dunia betapa welas asihnya pribadi Muslim.
Kami tahu Anda (ISIS) tidak takut akan mahluk ciptaan
Allah, hanya kepada Allah sangpenciptalah kalian takut. Maka tolong, tolong,
tolong bebaskanlah Alan.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/09/20/video-muslim-inggris-wahai-isis-tolong-bebaskan-alan-henning.html#sthash.iE1Uis57.dpuf
Jabhah Nusrah Pernah Minta ISIS Bebaskan Tawanan Inggris
Mujahidin Jabhah
Nushrah
KIBLAT.NET, London — Di tengah
kecemasan keluarga Alan Henning (47), setelah rilis video IS Sabtu pekan lalu
memperingatkan ia akan menyusul dibunuh seperti tiga tawanan Barat lainnya,
Koran Inggris, The Independent,
melaporkan bahwa Al-Qaidah pernah meminta agar Henning dibebaskan.
Laporan itu berdasarkan kesaksian Bilal Abdul Kareem,
pembuat film asal AS yang banyak melaporkan situasi dari dalam Suriah. Dalam
salah satu perjalanannya di Suriah, Kareem sempat bertemu dengan seorang
komandan Jabhah Nushrah yang menegosiasikan pembebasan Henning.
Henning adalah seorang sopir taksi asal Inggris yang
mengemudikan salah satu ambulans dalam konvoi bantuan dari Muslim Inggris.
Desember tahun lalu, konvoi itu dihentikan oleh pos pemeriksaan ISIS (kini IS)
ketika menuju Al-Dana, dekat perbatasan Turki. Henning, satu-satunya relawan
non-Muslim dalam rombongan bantuan, kemudian ditawan oleh pasukan ISIS.
Ketika dipenjarakan di Al-Dana, seorang komandan Jabhah
Nushrah yang berafiliasi pada Al-Qaidah sempat melobi ISIS agar membebaskan
relawan Inggris itu. Kareem menuturkan, “Empat hari setelah penangkapan
Henning, komandan JN pergi ke Al-Dana dan menyampaikan: ‘Kalian bertindak
keliru. Kalian tak berhak menawan dia hanya karena ia bukan seorang Muslim’.”
Menurut Kareem, ia bertemu sang komandan setelah negosiasi
itu. Komandan itu yakin, ISIS akan membebaskan Henning sesuai dialog mereka.
Namun kemudian Heaning dipindahkan dari Al-Dana dan tak pernah diketahui lagi
kabarnya sampai muncul video IS pekan lalu.
Alan Henning (kiri) Foto: Telegraph
Alasan penahanan
Henning
Dalam blognya, Kareem menceritakan lebih detil tentang
penangkapan Henning. “ISIS curiga ia seorang mata-mata,” tulisnya. “Para
relawan Muslim asal Inggris yang tak percaya tuduhan itu kemudian meminta
bukti. Pihak ISIS menyatakan bahwa dalam situasi seperti itu tak mungkin
seorang bule Kristen berani masuk Suriah kecuali ia mata-mata.”
“Komandan ISIS kemudian menunjukkan paspor Henning sebagai
bukti, ‘Ada chip rahasia di dalamnya. Gunanya agar badan intelijen bisa melacak
keberadaannya.’ Salah satu relawan Muslim dari konvoi itu menjawab: ‘Semua
paspor Inggris seperti itu!’, sambil menunjukkan paspor Inggrisnya.
“Muslim lain dalam konvoi itu memberitahukan pada ISIS
bahwa Henning telah meninggalkan perayaan Natal bersama keluarganya untuk
membantu warga Suriah, orang-orang yang sedang dibantu juga oleh ISIS.”
“ISIS menyatakan tetap menawan dia dan menuntut uang
tebusan. ‘Untuk apa?’ tanya mereka. ISIS menjawab: ‘Kami akan menukar dia
dengan seseorang yang dipenjarakan Inggris.’ Para Muslim itu menyatakan bahwa itu
tidak sesuai syariat Islam dan mereka tak berhak menawan Henning.
“Salah satu relawan bantuan menyatakan bahwa banyak orang
menunggu bantuan konvoi itu dan aksi ISIS akan menimbulkan masalah bagi upaya
membantu rakyat Suriah. Komandan ISIS menjawab, ‘Kami tak butuh konvoi bantuan
– kami punya Allah’.”
Fatwa Syaikh Al-Maqdisi mengenai ancaman ISIS menyembelih aktivis
kemanusiaan Alan Henning
Senin, 28 Zulqa'dah 1435 H / 22
September 2014 07:56
Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi
(hafizahullah)
Kekeliruan ISIS dalam menjalankan
syari’at “pemenggalan kepala” kian memojokkan Islam ke dalam stigma “agama yang
keji dan tak berbelas kasihan”. Sementara, predikat rahmatan lil
‘alamin tenggelam dalam lautan foto dan video berdarah-darah yang
diunggah bebas oleh ISIS dan pengikutnya bukan untuk pelajaran bagi kaum
Kuffar, namun dengan kebanggaan nan menipu. Subhanallah.
Alan saat ini dalam tawanan ISIS, dan
ini adalah
cuplikan dari ancaman ISIS kepadanya
Tidakkah ISIS memahami Qur’an Surat
Al-Baqarah (2) ayat 190?
وَقَاتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ
الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلاَ تَعْتَدُواْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبِّ
الْمُعْتَدِينَ
“Dan perangilah di jalan Allah
orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas,
karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
Maka pantaslah Syaikhuna Al-Maqdisi
mengecam keras perbuatan ISIS yang kian tak adil terhadap lawannya, termasuk
kepada non-Muslim sekalipun. Berikut fatwa yang beliau -semoga Allah melindunginya-
terkait ancaman ISIS atas pemenggalan seorang aktivis kemanusiaan Alan Henning
beberapa waktu lalu.
PENOLAKAN DAN PENGINGKARAN TERHADAP
SIAPA SAJA YANG MENANGKAP ATAU MEMBUNUH PARA PEKERJA KEMANUSIAAN MESKIPUN
MEREKA ADALAH ORANG-ORANG KAFIR
بسم الله الرحمن
الرحيم
Segala puji bagi Allah Rabb semesta
alam, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada penutup para nabi dan
rasul, sayyidina Muhammad, kepada keluarga dan kepada para
sahabat beliau, wa ba’du:
Allah Ta’ala berfirman:
Allah Ta’ala berfirman:
وَٱتَّقُواْ فِتۡنَةٗ لَّا تُصِيبَنَّ ٱلَّذِينَ
ظَلَمُواْ مِنكُمۡ خَآصَّةٗۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ
أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ٢٥
“Dan peliharalah dirimu dari pada
siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu.
dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya” [Qs. Al Anfal: 25].
Nabi Muhammad SAW telah memberikan
sebuah permisalan kepada kita di dalam sebuah hadits shahih:
مَثَلُ القَائِمِ في حُدُودِ اللهِ
وَالوَاقعِ فِيهَا ، كَمَثَلِ قَومٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَصَارَ
بَعْضُهُمْ أعْلاها وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا ، وَكَانَ الَّذِينَ في أَسْفَلِهَا
إِذَا اسْتَقَوا مِنَ المَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقهُمْ ، فَقَالُوا : لَوْ
أنَّا خَرَقْنَا في نَصِيبِنَا خَرْقاً وَلَمْ نُؤذِ مَنْ فَوقَنَا ، فَإِنْ
تَرَكُوهُمْ وَمَا أرَادُوا هَلَكُوا جَميعاً ، وَإنْ أخَذُوا عَلَى أيدِيهِمْ
نَجَوا وَنَجَوْا جَميعاً
“Perumpamaan orang yang menegakkan
hukum-hukum Allah dan yang melanggarnya adalah bagaikan suatu kaum yang
mengadakan undian untuk naik sebuah kapal, maka jadilah sebagian mereka ada di
atas dan sebagian lagi di bawah. Lalu orang-orang yang ada di bawah jika mereka
hendak mengambil air maka harus melewati orang yang di atas mereka. Maka mereka
berkata: “Seandainya kami melubangi kapal ini maka kami tidak mengganggu orang
yang di atas kami.”Jika para penumpang kapal itu membiarkan apa yang mereka
kehendaki itu maka semuanya akan binasa. Tetapi jika mereka mencegahnya maka
selamatlah dan selamat semuanya.” [HR. Bukhari No. 2493]
Kesimpulan dari hadits tersebut
adalah bahwa berdiam diri dan tidak mengingkari perbuatan yang mungkar akan
menyebabkan turunnya bencana kepada semua orang, maka dari itu ketika kami
melihat kesalahan yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, maka kita tidak
berhak untuk berdiam diri dari kesalahan itu walaupun kita akan terbebani
dengan mara bahaya atau permusuhan, dan walaupun para penentang kita mencoba
untuk merubah perkataan kita dari maksud sebenarnya, atau mencemarkannya,
karena Allah telah mengambil perjanjian kepada para penyandang Al Kitab,
“Hendaklah kamu menerangkan isi kitab
itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya”.
Risalah saya ini adalah nasehat
kepada Tanzhim Daulah yang masih merupakan bagian dari bahtera umat, ia tidak
keluar darinya, walaupun ia berusaha untuk mengeluarkan banyak kaum Muslimin
darinya. Yang kami khawatir adalah pelanggaran-pelanggarannya dan Ummat yang
bersamanya, karena Nabi kita shallallahu ‘alayhi wa sallam telah
mewasiatkan kepada kita dengan sabdanya:
“tolonglah saudaramu yang dzalim
maupun yang didzalimi”.
Tanzhim Daulah pada hari ini
terzhalimi dengan serangan para salibis terhadapnya dan terhadap kaum muslimin
secara keseluruhan, tidak halal bagi seorang pun untuk mendukung salibis dalam
memeranginya. Akan tetapi, Tanzhim Daulah juga dzalim karena permusuhannya terhadap
kaum Muslimin, sebagaimana yang terjadi di Utara Syam (Aleppo – red.), yang
sampai saat ini senjata dan alat tempur pasukannya masih mengarah kepada kaum
Muslimin.
Namun jika ternyata akhir-akhir ini
hal tersebut sudah mulai berkurang, maka kami berharap agar dia dapat berhenti
dan mencukupi serta meneruskan sikapnya untuk berhenti itu, jangan sampai hanya
sementara saja, yaitu hingga kecaman internasional kepada mereka berkurang.
Kami memandang bahwa tekanan global
dan prilaku dzalim yang menimpa mereka adalah disebabkan apa yang telah mereka
perbuat, yaitu berbuat dzalim kepada kaum Muslimin dan menumpahkan darah para
Mujahidin serta melenceng dari kebijakan syariat Nabi, hingga dunia takut
terhadap mereka dan terhadap kaum Muslimin.
Mengapa mereka tidak bertaqwa kepada
Allah dan bertaubat dari kedzaliman mereka, dan mencukupkan permusuhannya
terhadap kaum muslimin? Semoga Allah mencukupkan serangan orang-orang kafir
terhadap mereka.
Jika kebanyakan dari mereka
mengkafirkan banyak Mujahidin dan mengkhianati mereka serta meneriaki mereka
dengan tuduhan pro-orang-orang kafir, maka hendaknya sekarang mereka berpikir,
mengapa ada banyak kelompok-kelompok perlawanan yang menolak kedatangan musuh
salibis yang kafir dan enggan untuk bersikap pro terhadapnya meskipun di antara
kelompok-kelompok ini dengan Tanzhim Daulah terdapat permusuhan dan darah?
Apakah itu tidak menjadikan sebuah pelajaran dan pencegah bagi mereka tidak
mengkafirkan saudara-saudara mereka?
Karena sesungguhnya kembali kepada
kebenaran itu lebih baik dari pada terus-menerus berada di atas kebathilan.
Kemudian di dalam kalimat ini saya
ingin menjelaskan hukum Islam mengenai membunuh sebagian sandera yang bukan
Islam, dengan tujuan menjelaskan hukum syariat dan menjaga wajah syariat agar
tidak diperburuk citranya.
Sesungguhnya orang-orang bukan Islam
yang masuk ke dalam negeri-negeri kaum Muslimin untuk menjalankan tugas
kemanusiaan dan tidak terbukti bahwa mereka adalah mata-mata, maka mereka harus
diperlakukan seperti para pencari suaka yang haram untuk dibunuh dan diambil
harta serta hak-hak mereka. Karena tujuan mereka masuk adalah untuk membantu
kaum Muslimin yang miskin dan merawat mereka yang terluka serta memberi makan
kepada mereka yang lapar, disertai penghormatan mereka terhadap agamanya kaum
Muslimin, dan tidak menampakkan permusuhan terhadapnya, wajib hukumnya untuk
disambut dengan hormat dan diberikan jaminan keamanan sebagaimana Rasul
kita shallallahu ‘alayhi wa sallam memperlakukan setiap
orang-orang musyrik yang membantu atau menolong beliau. Dan ini adalah bagian
dari sikap adil yang dicintai oleh Allah, sehingga orang-orang seperti mereka
tidak boleh dizhalimi.
Allah ta’ala berfirman:
لَّا يَنۡهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ
ٱلَّذِينَ لَمۡ يُقَٰتِلُوكُمۡ فِي ٱلدِّينِ وَلَمۡ يُخۡرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمۡ
أَن تَبَرُّوهُمۡ وَتُقۡسِطُوٓاْ إِلَيۡهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ
ٱلۡمُقۡسِطِينَ ٨
“Allah tidak melarang kamu untuk
berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu
karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang Berlaku adil” [Al Mumtahanah: 8].
Sebelum hari-hari penyembelihan yang
dilakukan oleh Tanzhim Daulah terhadap sandera warga negara Inggris (David
Haines), media mengatakan bahwa ia bekerja di bidang kemanusiaan. Namun
terlepas dari kebenarannya, para penyembelih mengancam di dalam rekaman video
mereka bahwa mereka akan menyembelih seorang warga negara Inggris lainnya yang
bernama Alan Henning.
Menurut informasi yang kami terima,
lelaki ini adalah seorang sopir yang menjadi relawan pengantar bantuan
kemanusiaan, ia dikirim oleh sebuah badan amal Inggris yang bernama Lembaga Al
Fatihah. Lembaga ini telah mengirim beberapa konvoi bantuan kemanusiaan ke
Suriah yang berisi obat-obatan dan bantuan-bantuan lainnya untuk rakyat Suriah,
kami juga telah melihat foto-foto aksi dari lembaga kemanusiaan ini dan aksi
dari sang lelaki yang bersamanya ini.
Lalu Qatadah, putera dari Syaikh Abu
Qatadah Al Filishthini – semoga Allah segera membebaskan beliau – mengabarkan
kepada saya bahwa ayahnya telah mengirimkan surat kepada Tanzhim Daulah 8 bulan
yang lalu. Beliau meminta untuk membebaskan lelaki ini namun belum ada hasil, bahkan
mereka membantah jika ia ada di tangan mereka. Kemudian setelah itu kami
terkejut karena di dalam rekaman video penyembelihan terhadap warga negara
Inggris yang pertama, mereka mengancam akan menyembelih lelaki ini.
Qatadah juga mengatakan kepada saya
bahwa lembaga yang konvoi bantuannya ini datang (ke Suriah) bersama sang lelaki
(Alan Henning) didirikan oleh seorang lelaki muslim yang ia kenal, dan sekarang
ia ditahan di Inggris karena mengirim konvoi seperti ini.
Maka kami katakan kepada Jamaah Daulah
untuk bertaqwa kepada Allah dalam urusan kaum Muslimin, serta bertaqwa kepada
Allah dalam urusan jihad dan Mujahidin. Permasalahannya tidak terletak pada
Inggrisnya, atau membela Inggris – seperti yang akan digambarkan oleh
orang-orang bodoh – karena kami tidak condong untuk membela Inggris. Inggris
telah membunuh ribuan kaum Muslimin dan mendzalimi jutaan orang lainnya dengan
menanamkan kompleks yahudi di jantung negeri kaum Muslimin. Akan tetapi
permasalahannya adalah pada membela Islam dan jihad agar keduanya tidak
dicemarkan nama baiknya; karena Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam telah
bersabda:
الْمُؤْمِنُونَ تَكَافَأُ
دِمَاؤُهُمْ يَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ أَدْنَاهُمْ وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ
“Orang-orang mukmin darah mereka
sederajat, orang yang paling rendah di antara mereka berjalan dengan jaminan
keamanan dari mereka dan mereka adalah satu tangan atas orang selain mereka..”
[HR. Nasai No.4664].
Dan lelaki warga negara Inggris ini
datang sebagai relawan bersama sebuah badan amal yang didirikan oleh
orang-orang Islam, maka kaum Muslimin harus menghormati status jaminan keamanan
(amaan) lelaki yang datang untuk membantu dan menolong rakyat Suriah.
Orang-orang Islam yang datang bersamanya telah memberikan jaminan keamanan
kepadanya, begitu juga dengan orang-orang Islam yang ada di Suriah, yang ia
masuk ke dalam wilayah mereka atas seizin mereka, maka apakah masuk akal jika
balasan yang ia terima adalah penangkapan dan penyembelihan?!
Ia datang untuk membantu kaum
Muslimin, dan ini sudah cukup menjadi alasan agar ia diberikan ucapan terima
kasih, bukannya justru disembelih atau didzalimi, yang itu tidaklah dicintai
oleh Allah!
Maka kepada Tanzhim Daulah – jika
mereka ingin agar Allah mengangkat kezhaliman yang berbondong-bondong menimpa
mereka pada hari ini, dan membantu mereka untuk mengatasi kekuatan salibis yang
pada hari ini dikerahkan untuk menghadapi mereka dan kaum muslimin – hendaknya
ia menghilangkan kedzaliman yang merkea lakukan terhadap kaum Muslimin dan
Mujahidin secara umum, serta menjaga alat tempur dan senjata mereka untuk tidak
mengarah ke dada para Mujahidin dan mengarahkannya kepada musuh-musuh Allah.
Dan juga untuk menghentikan
kedzaliman mereka terhadap para relawan kemanusiaan apapun kebangsaannya, dan
tidak menangkap seseorang karena ia berasal dari negara yang mendzalimi kaum
muslimin tanpa memerhatikan status individunya dan mencari tahu kebenaran
mengenai dirinya. Ia adalah seorang yang rela membantu kaum muslimin yang tidak
ada sangkut-pautnya dengan kedzaliman yang dilakukan oleh negara tempat ia
berasal serta permusuhan negara tersebut terhadap kaum Muslimin.
Maka wajib bagi Tanzhim Daulah dan
bagi seluruh kaum Muslimin untuk membedakan antara orang-orang semacam mereka
yang tidak datang untuk memusuhi kaum Muslimin, sebagaimana Nabi kita shallallahu
‘alayhi wa sallam membedakan antara Uqbah bin Abi Mu’ith, seorang yang
memerangi dan memusuhi (Islam) beserta orang-orang semisalnya, dengan Al
Muth’am bin Adi, yang seorang pembela dan penolong, meskipun keduanya adalah
orang musyrik yang menyembah berhala.
Dan barangsiapa yang di dalam
berjihad ia tidak membedakan antara ini (orang yang memerangi – red.) dan ini
(orang yang tidak menolong – red.) dan memukul rata tanpa membeda-bedakan, maka
ia bukanlah bagian dari mujahidin. Tidak, demi Allah ia bukanlah bagian dari
mujahidin! Akan tetapi ia adalah bagian dari musuh jihad yang melakukan
pencemaran nama baik terhadapnya dan menghalangi perjalanannya, baik ia tahu
maupun ia tidak tahu.
Kaum Muslimin harus ingat, bahwa
jihad merupakan sarana untuk mengangkat panji tauhid, maka janganlah menjadikan
sarana ini sebagai alat untuk mencemarkan nama baik panji ini dan menghalangi
perjalanannya. Oleh karenanya, kami mengingkari penangkapan terhadap
orang-orang semisal para pekerja kemanusiaan yang beroperasi di Suriah atau di
negeri-negeri kaum Muslimin lainnya ini, mereka mendapat jaminan keamanan –
selama tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mereka adalah mata-mata atau
musuh –.
Hukum asalnya adalah mereka
mendapatkan jaminan keamanan bahkan berhak diberikan apresiasi dan tidak boleh
diganggu, karena Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia berarti tidak bersyukur
kepada Allah”.
Maka dari itu kami mengajak kepada
Tanzhim Daulah untuk melepaskan lelaki ini dan orang-orang semisal dirinya dari
kalangan para pekerja kemanusiaan yang masuk ke dalam negeri-negeri kaum
Muslimin dengan berbekal jaminan keamanan dari badan-badan amal dan lembaga-lembaga
bantuan untuk rakyat Suriah atau rakyat lainnya, sebagai sikap keselarasan
dengan hukum syariat, sebagai pencontohan kepada panduan Nabi dalam
memperlakukan orang yang membantu dan menolong kaum muslimin, sebagai penolakan
terhadap kedzaliman, sebagai bentuk bersikap adil dan sebagai penjagaan
terhadap nama baik jihad dan mujahidin. Semoga dengan keberkahan dari itu
semua, Allah mau mencukupkan tekanan dari orang-orang kafir serta memusnahkan
pasukan dan kekuatan mereka.
Saya meminta kepada Allah Ta’ala untuk
menunjuki kami dan juga mereka ke jalan yang lurus. shalawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan para sahabat
beliau.
Abu Muhammad Al Maqdisi
22 Dzul Qa’dah 1435
- See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/fatwa-syaikh-al-maqdisi-mengenai-ancaman-isis-menyembelih-aktivis-kemanusiaan-alan-henning.html#sthash.LWfbi865.dpuf
Pesan Terakhir Alan Henning sebelum
Dipenggal ISIS
Warga Inggris, Alan Henning,
semasa hidupnya
sebelum diculik dan dipenggal algojo ISIS.
RAQQA - Alan Henning, warga Inggris yang dipenggal algojo ISIS
atau Negara Islam Irak dan Suriah menyampaikan pesan terakhir. Pemenggalan
Henning oleh ISIS direkam dalam video yang disebarkan secara online
Jumat kemarin.
Alan Henning mengenakan kaus oranye, layakanya seorang tahanan. Dia berlutut di sampaing algojo ISIS yang berpakaian serba hitam dan mengenakan penutup muka. Henning menyampaikan pesan terakhirnya di hadapan kamera. (Baca: ISIS Penggal Warga Inggris Alan Henning)
”Karena keputusan parlemen kita (Inggris) untuk menyerang ISIS, saya, sebagai anggota masyarakat Inggris, sekarang akan menebus keputusan itu,” bunyi pesan terakhir Henning, sebelum akhirnya leher pekerja bantuan asal Inggris itu dipenggal dengan pisau oleh algojo ISIS yang ada di sampingnya.
Namun, sebelum memenggal algojo ISIS bersuara pria itu juga menyampaikan pesan khusus. ”Darah David Haines berada di tangan Anda Cameron,” katanya mengacu pada Perdana Menteri Inggris, David Cameron. ”Alan Henning juga akan dibantai, tapi darahnya di tangan parlemen Inggris,” katanya lagi. (Baca juga: Algojo ISIS: Darah Henning di Tangan Cameron)
Pemenggalan terhadap Henning dicela sekretaris jenderal Dewan Muslim Inggris, Shuja Shafi. ”Pemenggalan yang diklaim dilakukan pada Henning adalah perbuatan tercela dan ofensif,” kata Shafi, seperti dikutip Reuters, Sabtu (4/10/2014).
”Hal ini sangat jelas bahwa pembunuh Alan Henning tidak menghargai Islam, atau umat Islam di seluruh dunia yang memohon agar Henning dibiarkan hidup,” lanjut Shafi.
Alan Henning mengenakan kaus oranye, layakanya seorang tahanan. Dia berlutut di sampaing algojo ISIS yang berpakaian serba hitam dan mengenakan penutup muka. Henning menyampaikan pesan terakhirnya di hadapan kamera. (Baca: ISIS Penggal Warga Inggris Alan Henning)
”Karena keputusan parlemen kita (Inggris) untuk menyerang ISIS, saya, sebagai anggota masyarakat Inggris, sekarang akan menebus keputusan itu,” bunyi pesan terakhir Henning, sebelum akhirnya leher pekerja bantuan asal Inggris itu dipenggal dengan pisau oleh algojo ISIS yang ada di sampingnya.
Namun, sebelum memenggal algojo ISIS bersuara pria itu juga menyampaikan pesan khusus. ”Darah David Haines berada di tangan Anda Cameron,” katanya mengacu pada Perdana Menteri Inggris, David Cameron. ”Alan Henning juga akan dibantai, tapi darahnya di tangan parlemen Inggris,” katanya lagi. (Baca juga: Algojo ISIS: Darah Henning di Tangan Cameron)
Pemenggalan terhadap Henning dicela sekretaris jenderal Dewan Muslim Inggris, Shuja Shafi. ”Pemenggalan yang diklaim dilakukan pada Henning adalah perbuatan tercela dan ofensif,” kata Shafi, seperti dikutip Reuters, Sabtu (4/10/2014).
”Hal ini sangat jelas bahwa pembunuh Alan Henning tidak menghargai Islam, atau umat Islam di seluruh dunia yang memohon agar Henning dibiarkan hidup,” lanjut Shafi.