Peter
'Abdul Rahman' Kassig
SURIAH – Bilal Abdul Kareem, seorang jurnalis
senior, asal Amerika, yang memproduksi sebuah mockumentary mengenai alasan para Mujahidin Suriah
bersatu melawan IS (ISIS), kini menanggapi pembunuhan Abdul
Rahman Kassig oleh IS (ISIS) sebagai bentuk pengabaian ijma para ulama pada
Ahad (16/11/2014).
Berikut paparan Akhi Bilal, yang ia paparkan pada situs
pribadinya dengan tajuk “Kematian Abdul Rahman Kassig: sebuah titik balik?”
Bilal Abdul Karem
A’udzu bikalimatillahi tammaatin min syarri maa kholaq. Bismillah.
Abdul Rahman Kassig, semoga Allah merahmatinya, dibunuh oleh
pengikut Abu Bakr Al-Baghdadi dan disebarkan di internet agar dunia melihat.
Kassig mendirikan rumah sakit lapangan dan mengoperasikan pada mereka yang
membutuhkannya – baik pejuang maupun sipil. Ia telah melakukan banyak hal untuk
Islam dan masyarakat umum melebihi orang-orang lainnya.
Hari ini kesedihan yang saya rasakan
benar-benar bukan untuknya. Ia meraih sesuatu yang begitu banyak umat Islam
impikan, untuk menjadi syahid Insyaa Allah. Saya meminta kepada
Allah subhanahu wata’ala untuk menerimanya seperti itu dan
membalasnya, Aammiin. Saya merasa sedih kepada keluarganya yang
harus melihat penderitaan mereka masuk ke fase baru hari ini dengan mendengar
kematian anak mereka, dan khususnya dengan cara yang mengerikan seperti ini.
Peter Edward Kassig
Apa yang akan mereka pikirkan tentang Islam dan para pemeluknya?
“Anak saya pergi untuk membantu orang-orang ini dan lihatlah apa yang dia
dapat”, mereka pasti berpikir seperti itu. Bagi mereka, saya akan mengatakan
bahwa anak mereka tidak mati sia-sia, dan ada lebih dari satu miliar orang yang
berdoa untuk anak Anda, yang adalah saudara kami.
Jika ada pendukung ISIS di luar sana yang mungkin bingung
tentang masalah ini karena Anda merasa bahwa Anda percaya ISIS dan mereka lebih
“tahu” apa yang terjadi, saya akan katakan, dengarkanlah kata-kata dari Nabi
Muhammad (saw), yang bersabda:
“Allah
tidak akan pernah membiarkan umatku bersatu pada kesesatan dan keyakinan yang
salah.” [At Tirmidzi]
Pernyataan di atas ini tidak mengacu pada Muslim awam. Ini
mengacu pada Muslim yang berpengetahuan (alim ulama). Saya meminta setiap
pendukung ISIS untuk mengajukan kepada saya nama tiga orang ulama yang
terhormat yang mendukung kelompok mereka. Setahu saya tidak ada.
Saya tidak hanya mengacu Masyayikh yang muncul di TV, saya
mengacu kepada para syaikh yang memiliki ilmu yang tinggi. Bahkan dalam gerakan
Taliban ada beberapa ulama yang jelas mendukung mereka meskipun ia tidak
populer ketika melakukannya pada waktu itu.
Kita tidak bisa mengabaikan setiap ulama dan hanya berpegang
teguh pada keinginan kita.
Masalah dengan ISIS bahkan bukanlah
masalah perbedaan pendapat di antara para ulama. Apakah Anda merasa nyaman
hadir di depan Allah sementara Anda mengetahui hadits ini dan menjelaskan
kepada-Nya subhanahu wata’ala mengapa Anda memilih untuk
mengabaikan ijma ulama tentang masalah ini (pemenggalan)? Atau apakah Anda akan
mengatakan: “Semua ulama yang benar saat ini berada di dalam penjara dan tidak
dapat berbicara?”
Kalau begitu, tolong katakan siapa “ulama itu” yang sependapat
dengan Anda. Siapa namanya? Tidak ada. Hanya omong kosong. Berikut beberapa
pembicaraan yang nyata:
“Allah
tidak akan pernah membiarkan umatku bersatu pada kesesatan dan keyakinan yang salah.”
[At Tirmidzi]
Apakah Anda berpikir bahwa Allah
(SWT) tidak mengetahui bahwa kita akan menghadapi masalah seperti ini, ketika
Nabi-Nya shalallahu ‘alayhi wasallam mengucapkan hadist di
atas? Tentu saja Dia tahu! Dan Dia memberikan kita jalan untuk keluar dari
kekacauan ini.
Saya akui bahwa para alim ulama kita
memiliki banyak masalah dan isu-isu, namun, ijma (konsensus)
adalah sesuatu yang tidak dapat diabaikan.
Apakah ada di antara mereka yang mendukung ISIS mengetahui,
siapa “ulama” yang diklaim oleh ISIS menjadi tempat mereka berkonsultasi?
Apakah ada yang tahu siapa mereka? Ini adalah kurangnya transparansi yang telah
menyakiti umat Islam begitu lama.
Siapakah “Ahlul hal wal aqd”
yang memilih Al-Baghdadi sebagai Khalifah?
Siapakah “para ulama” yang hanya diketahui dengan nama kuniah
mereka (Abu fulan dan fulan)?
Bahkan Al-Baghdadi adalah sosok yang
tidak diketahui (majhul) yang belum dilihat secara langsung oleh seluruh
anak buahnya sendiri, apalagi seluruh dunia kecuali mereka yang berada di
sekelilingnya, dan bahkan mereka juga tidak kita ketahui!
Cukuplah untuk saat ini! Ketika saya memproduksi video dengan
banyak komandan senior ISIS di Suriah, tidak satupun dari mereka yang
mengetahui apa yang Al-Baghdadi lakukan atau mengapa mereka membunuh dan
menyiksa pemberontak lainnya. Dan masih banyak orang yang seperti mereka yang
berada di dalam tubuh ISIS.
Saya berdoa ini adalah titik balik.
ISIS mendapatkan kekuatan tidak berarti kemenangan bagi Ummat. Mereka tidak
akan ragu-ragu untuk membunuh seorang Muslim, seperti Abdul Rahman Kassig, yang
[telah] berubah menjadi muallaf.
Maka dengan paparan Akhi Bilal, semoga kita pahami sebuah titik
balik bahwa perilaku pemenggalan terhadap seorang Muslim itu tak ubahnya
tindakan Khawarij. Jika Anda tidak menyetujuinya, silakan Anda buka kembali
sirah mengenai apa dan siapa itu kaum Khawarij.
Khawarij pada zaman sahabat juga ikhlas berjihad, [nampak]
sholih, zuhud dan ahli ibadah. Namun sekali lagi, memperjuangkan Islam juga
perlu mengi’tiba kepada Sunnah, selain keikhlasan.
Sholih dan ikhasnya sebagian Mujahid ISIS yang bahkan tidak
mengetahui siapa ulama pendukung mereka, apa nilainya jika dibandingkan
kerusakan yang institusi ISIS timbulkan terhadap jihad di Suriah dan jihad
global?
Hanya musuh Islam yang mendapatkan
keuntungan dari perilaku ISIS itu. Saatnya para pejuang ISIS yang merasa ikhlas
dalam perjuangannya memberanikan diri mengoreksi kesalahan dan kekejaman ISIS
terhadap Ummat Islam serta Mujahidin Suriah dan Irak. Semoga inilah titik balik
yang Ummat Islam harapkan. Ikhwah fiillah masih ada jalan kembali, isnyaa
Allah. Wallahu a’lam bish shawab.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/11/19/kematian-abdul-rahman-kassig-sebuah-titik-balik.html#sthash.ufEJ1ehs.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar